Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kaleidoskop 2021 - Jumlah Investor Pasar Modal Meningkat Pesat Diiringi Maraknya Pompom Saham

Peningkatan jumlah investor juga merupakan hasil dari upaya BEI dan stakeholders dalam melakukan sosialisasi, edukasi

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kaleidoskop 2021 - Jumlah Investor Pasar Modal Meningkat Pesat Diiringi Maraknya Pompom Saham
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan 

Keduanya diduga menjadi influencer untuk saham saham MCAS.

Terkait hal itu Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan, pihak bursa sejatinya menyambut positif tokoh publik yang menjadi influencer saham.

Namun, dia mengingatkan para influencer itu akan tanggung jawab moral terhadap para follower.

Baca juga: IHSG Akhir Pekan Ini Dibuka Berseri, Naik 16,633 Poin ke Level 6.572.184

"Kami juga mengingatkan potensi tuntutan hukum dari para follower apabila ada yang merasa dikecewakan," terang Laksono, Selasa (5/1/2021).

Oleh sebab itu, BEI akan mengajak influencer untuk berdiskusi terkait hal tersebut.

Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menanggapi terkait dugaan oknum influencer yang memberikan opini demi mendorong atau pom-pom harga saham tertentu.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, sektor pasar modal pada dasarnya tidak terlepas situasi global dan suku bunga di dalam negeri.

Berita Rekomendasi

"Nah ini kebetulan kalau di 2021 seluruh dunia mengalami hal yang sama. Jadi ibarat kalau kita me-leverage (mengungkit), di-leverage ke mana? Semuanya mengalami hal yang sama dalam proses transisi untuk pemulihan," ujarnya dalam acara virtual, Selasa (26/1/2021).

Karena itu, Wimboh menjelaskan, kalau pasar modal di Indonesia mengandalkan sentimen positif dalam negeri untuk menggerakan harga saham dan ini mungkin atau sah-sah saja.

"Karena ekonomi kita lebih didorong oleh memang pertumbuhan dari dalam negeri, domestik demand. Menurut hemat kami, tetap kita akan mengelola bagaimana menyeimbangkan di domestik ini akan berbagai instrumen yang ada," katanya.

Menurut dia, di masa pandemi Covid-19 ini banyak orang memang yang tadinya konsumtif menjadi berkurang karena ruang geraknya terbatas, sehingga membelanjakan uangnya ke saham.

"Ruang bergerak berkurang, tidak bisa makan di restoran secara lebih leluasa lagi, tidak bisa melakukan traveling, dan pasti ini disposible income-nya banyak sekali. Ini menjadi kekuatan untuk investasi, mungkin kalau 1 bulan atau 2 bulan, ini kan sudah hampir 10 bulan dan barangkali jumlahnya cukup banyak," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas