Penguatan Mitra dan Program e-Smart IKM Jadi Fokus Kemenperin di 2022
Hingga 13 Desember 2021, program e-Smart IKM Ditjen IKMA telah membina 4.600 pelaku IKM
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah himpitan pandemi Covid-19, Industri Kecil dan Menengah (IKM) terus di dorong untuk beradaptasi.
"Bukan hanya beradaptasi, harus juga bertransformasi dengan digital teknologi, berinovasi dengan sentuhan kearifan lokal dan menjaga mutu produknya agar dapat masuk ke jejaring industri besar," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Jumat (31/12/2021).
Oleh sebab itu, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) terus mengupayakan beragam kemitraan sektor IKM dengan industri besar dan sektor ekonomi lainnya.
Baca juga: Kemenperin Apresiasi Dua IKM Alas Kaki Lokal yang Berhasil Tembus Ekspor
Sepanjang 2021, Ditjen IKMA Kemenperin telah memfasilitasi sebanyak 96 pelaku IKM melalui kegiatan temu bisnis, dengan jumlah yang berhasil bermitra mencapai 18 pelaku IKM.
"Fasilitasi yang kami lakukan dalam bentuk penyelenggaraan Forum Koordinasi IKM alat angkut dengan industri besar. Sejumlah 5 IKM sukses bermitra dengan industri besar melalui forum tersebut," ungkap Dirjen IKMA Reni Yanita.
Baca juga: Kemenperin Proyeksi Pertumbuhan Manufaktur pada 2022 Capai 4,5-5 Persen
Ada pula temu bisnis 14 IKM peserta Indonesia Food Innovation dengan grup hotel Accor dan satu IKM berhasil mendapatkan pesanan.
Selain itu, ada temu bisnis 62 IKM kosmetik dan industri bahan baku, dengan 12 IKM berhasil menjalin kemitraan.
Reni menjelaskan, pihaknya secara konsisten menumbuhkan dan mengembangkan IKM startup berbasis teknologi, sesuai dengan arahan Menperin, agar dapat menyediakan solusi bagi industri kecil yang masih kesulitan dalam adaptasi teknologi 4.0.
Tantangan lain yang dihadapi oleh industri menengah, yaitu perlunya dukungan skema pembiayaan dalam upaya peningkatan kapasitas dan ekspor.
"Kami juga punya program restrukturisasi mesin dan peralatan IKM, pendampingan dan fasilitasi sertifikasi produk, penguatan mesin peralatan, serta program e-Smart IKM yang terus dilanjutkan pada 2022 agar IKM dapat lebih berdaya saing di pasar luas," jelas Reni.
Program e-Smart IKM masuk dalam agenda prioritas Kemenperin pada tahun 2022.
Ditjen IKMA menargetkan sebanyak 3.000 IKM ikut serta dalam pembinaan. Rangkaian kegiatan e-Smart IKM dimulai dengan bimbingan literasi digital IKM, penguatan branding dan manajemen bisnis melalui e-Smart IKM dan program IKM Go Global.
"Program e-Smart ini bertujuan untuk pengembangan pemasaran, peningkatan pertumbuhan produktivitas IKM dengan memanfaatkan internet of things (industry 4.0) melalui platform digital, sekaligus untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan industri prioritas," terang Dirjen IKMA.
Hingga 13 Desember 2021, program e-Smart IKM Ditjen IKMA telah membina 4.600 pelaku IKM melalui workshop, pendampingan, dan pembinaan lainnya yang menjadi bagian dari Gerakan Bangga Buatan Indonesia.
Sebanyak 3.256 IKM masuk dalam tahapan sustainability program yang meliputi kegiatan workshop e-Smart IKM, webinar dan pendampingan digital marketing.
Sejak 2017-2020, program e-Smart IKM Kemenperin telah melibatkan 13.183 IKM di seluruh daerah.