Mengenal Wirausaha Burnout, Cara Menghindari dan Mengatasinya
Bukan hanya karyawan biasa yang bisa terkena Burnout akibat tekanan yang diberikan oleh atasan dan rekan kerja, kalangan wirausaha juga dapat terkena
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Siapa saja bisa mengalami stress yang bisa diakibatkan oleh beberapa hal, salah satunya tekanan yang didapat di lingkungan pekerjaan.
Akibat stress yang terus menumpuk ini bisa menyebabkan suatu kondisi yang disebut dengan Burnout.
Bukan hanya karyawan biasa yang bisa terkena Burnout akibat tekanan yang diberikan oleh atasan dan rekan kerja, kalangan wirausaha juga dapat terkena kondisi Burnout ini.
Baca juga: Agar Tidak Overwork Berujung Burnout, Baiknya Entrepreneur Lakukan Tips Ini
Seperti dikutip oleh lifehack.org, Minggu (9/1/2022), selama pandemi Covid-19 walaupun pekerjaan mayoritas dilakukan dari rumah, namun tidak menghindari kelelahan akibat merasa sulit memisahkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi.
Walaupun kebanyakan wirausaha tampaknya lebih bisa mengontrol waktu dengan membagi tugas kepada karyawannya, namun tidak melupakan beban sebagai pemilik perusahaan.
Ada beberapa dampak yang terjadi baik fisik maupun psikis yang diakibatkan oleh Burnout ini jika dibiarkan terus-menerus. Diantaranya seperti kelelahan, masalah tidur, lekas marah, sistem kekebalan melemah, dan lain-lain.
Baca juga: Tips Bagi Orangtua Menghindari Parental Burnout di Masa Pandemi
Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa cara dari lifehack.org yang dapat dilakukan jika terjebak dalam kondisi Burnout:
1. Temukan Mitra Kerja yang Andal dan Dapat Dipercaya
Menemukan rekan bisnis yang andal merupakan salah satu cara atau tips yang dapat dilakukan. Apalagi bagi pengembang usaha yang baru merintis karier, hal ini menjadi sangat penting, bagaiman bisa bekerja dengan sesorang yang tidak dapat dipercaya untuk ikut mengelola bisnis. Untuk itu pentingnya mencari rekan bisnis dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
• Anda percaya dan, idealnya, telah bekerja sama, baik sebagai rekan kerja atau pendiri bersama;
• memiliki keahlian dan temperamen yang saling melengkapi;
• memiliki kebiasaan dan etika kerja yang sama;
• akan sama-sama diinvestasikan dalam bisnis, baik secara finansial, praktis, dan emosional.
2. Tetapkan Prioritas Sesegera Mungkin