Pandemi, Kekayaan 10 Miliarder Dunia Ini Malah Bertambah Banyak, Siapa Saja Mereka?
Oxfam menyayangkan fenomena lonjakan kekayaan miliarder dunia ini justru terjadi di tengah meningkatnya angka kemiskinan secara global.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Badan amal Oxfam dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa total kekayaan 10 orang terkaya di dunia naik hingga dua kali lipat selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Oxfam menyayangkan fenomena ini justru terjadi di tengah meningkatnya angka kemiskinan secara global.
Dilansir dari The Straits Times, laporan Oxfam hari Senin (17/1/2022) menyebutkan, kekayaan mereka naik dari US$ 700 miliar menjadi US$ 1,5 triliun.
Berdasarkan catatan tersebut, orang-orang terkaya di dunia ini bisa mendapat rata-rata US$ 1,3 miliar per harinya.
Laporan ini dirilis Oxfam dalam pengarahannya menjelang pertemuan puncak skala kecil para dunia yang diadakan di bawah naungan Forum Ekonomi Dunia, yang akan berlangsung pada 17-21 Januari 2022.
Penghitungan ini didasarkan Oxfam pada data Forbes mengenai "2021 Billionaires List" yang dirilis pada Desember 2021 lalu.
Baca juga: Begini Cara Mendidik Anak Agar Pintar Mengatur Uang Ala Warren Buffett
Mereka yang masuk ke dalam 10 besar orang terkaya dunia di antaranya adalah Elon Musk, Jeff Bezos, Larry Page, Sergey Brin, Mark Zuckerberg, Bill Gates, Steve Jobs, Larry Ellison, Warren Buffet, dan Bernard Arnault.
Baca juga: Profil Changpeng Zhao, CEO Binance yang Masuk Daftar Orang Terkaya Dunia Berkat Crypto
Oxfam juga menyatakan, kekayaan 10 orang terkaya dunia ini melonjak lebih banyak selama pandemi, daripada 14 tahun sebelumnya. Ini juga terjadi ketika ekonomi dunia mengalami resesi terburuk sejak tragedi Wall Street Crash tahun 1929.
"Ini adalah kekerasan ekonomi. Ketidaksetaraan berkontribusi pada kematian 21.000 orang setiap hari karena kurangnya akses ke perawatan kesehatan, kekerasan berbasis gender, kelaparan dan perubahan iklim," sebut Oxfam seperti dikutip Kontan
Pandemi yang secara resmi dimulai pada awal 2020 lalu telah mendorong hingga 160 juta orang ke dalam jurang kemiskinan.
Baca juga: 3 Wanita Ini Masuk Daftar Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes, Simak Profilnya
Data Oxfam juga menunjukkan bahwa kelompok etnis non-kulit putih dan wanita kini menanggung beban ekonomi lebih berat serta menghadapi ketidaksetaraan yang semakin buruk.
Saat ini Oxfam mendesak adanya reformasi pajak untuk mendanai produksi vaksin di seluruh dunia. Ini juga mencakup upaya perbaikan perawatan kesehatan, adaptasi iklim, dan pengurangan kekerasan berbasis gender.
Sumber: The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo