Perusahaan Insurtech Ajak Tenaga Pemasar Tingkatkan Inklusi Keuangan
Qoala Plus menargetkan pertumbuhan angka pemasaran asuransi 5 kali lipat pada 2022.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan insurance technology (insurtech) Qoala Plus menargetkan pertumbuhan angka pemasaran asuransi 5 kali lipat pada 2022.
Direktur Bisnis Qoala Plus Tirto Utomo mengatakan, target ini sejalan dengan visi perusahaan untuk turut mengembangkan industri asuransi nasional, serta meningkatkan angka inklusi keuangan di Indonesia dengan melibatkan tenaga pemasar.
Baca juga: Selesaikan Sengketa Asuransi, Masyarakat Diimbau Manfaatkan LAPS SJK
"Qoala Plus turut meningkatkan kesejahteraan tenaga pemasar melalui peningkatan kecanggihan teknologi. Dengan teknologi ini, memberikan kemudahan akses asuransi, serta terus melakukan edukasi kepada tenaga pemasar dan mendorong digitalisasi proses kerja agar lebih produktif," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Dia merincikan, untuk meningkatkan inklusi keuangan, perusahaan mengajak tenaga pemasar dalam rangkaian acara Qoala Plus Kick Off di beberapa kota yakni Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Medan.
Baca juga: Nasabah Akan Diajak Dialog Setelah Duduki Kantor Prudential Akhir Pekan Lalu
"Dalam acara ini, akan bertemu dengan para tenaga pemasar untuk membahas visi misi dalam tahun 2022. Selain itu, memberikan apresiasi kepada para tenaga pemasar yang berhasil mencapai target di 2021," kata Tirto.
Lebih lanjut, dia menambahkan, insurtech merupakan bentuk inovasi keuangan digital hingga menjadi salah satu platform yang membawa perubahan bagi industri asuransi.
"Kehadiran industri insurtech dengan penggunaan teknologi, memberikan solusi kemudahan akses asuransi dari hulu ke hilir bagi masyarakat. Secara garis besar, insurtech juga menjadi sarana membantu terciptanya inklusi keuangan di Indonesia," pungkasnya.
Adapun sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menargetkan tingkat inklusi keuangan Indonesia naik hingga 90 persen pada 2024.
Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks inklusi keuangan nasional tahun 2019 mencapai 76,19 persen dengan tingkat literasi keuangan sebesar 38,03 persen.