Tingkatkan Literasi Keuangan pada Anak-Anak, Kurikulum Ini Ajari si Kecil Mengelola Uang
Rendahnya kesadaran literasi keuangan masih terjadi di Indonesia. Tapi jangan khawatir, ini biasa diatasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rendahnya kesadaran literasi keuangan masih terjadi di Indonesia. Tapi jangan khawatir, ini biasa diatasi.
Chief Human Resources & Community Investment Officer Prudential Indonesia Indrijati Rahayoe mengatakan kurikulum Cha-Ching dapat mengatasi hal ini.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan OJK pada 2019, tercatat indeks literasi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu 38,03 persen.
Baca juga: Raih BAZNAS Award, Uhamka: Perkuat Literasi Zakat
Baca juga: OJK: Industri Keuangan Paling Banyak Mendapatkan Serangan Siber
Kurikulum Cha-Ching merupakan program dari yang mengajarkan konsep dasar keuangan untuk anak usia 7 sampai 12 tahun.
"Empat konsep dasar dalam kurikulum Cha-Ching tersebut adalah memperoleh (Earn), menyimpan (Save), membelanjakan (Spend), dan menyumbangkan (Donate)," ujar Indrijati melalui keterangan tertulis, Selasa (18/1/2022).
Indrijati mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kipin School, aplikasi sarana belajar berbasis digital untuk sekolah-sekolah di Indonesia.
Kurikulum Cha-Ching, kata Indrijati, dapat membantu orang tua dalam membimbing anak untuk mulai belajar mengatur keuangan sejak dini.
"Prudential Indonesia berkomitmen untuk terus melanjutkan inisiatif Community Investment guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia, termasuk anak-anak," kata Indrijati.
Program ini juga ditayangkan melalui kanal TV dan Youtube, dan telah diimplementasikan di 12 negara di Asia dan Afrika.
Dirinya berharap semakin banyak juga anak-anak yang paham mengelola keuangan melalui kurikulum Cha-Ching.
"Kami melihat antusiasme anak-anak cukup tinggi, terlihat lebih dari 3.000 anak yang sudah mendaftar program kurikulum Cha-Ching di Aplikasi Kipin School sejak akhir November 2021," ucap Indrijati.
"Semoga dalam delapan bulan ke depan, program ini bisa menjangkau hingga 100.000 anak," tambah Indrijati.
Sementara itu, VP Business Development Kipin School Steffina Yuli mengatakan isu utama pembelajaran digital adalah akses internet yang tidak merata.