BUMN Akselerasi Proyek Hilirisasi Batubara, Erick Thohir Beberkan Segudang Manfaat Bagi Indonesia
Menteri Erick tak ingin sumber daya alam Indonesia yang melimpah dalam hal ini batu batu bara, justru menjadi bahan bagi pertumbuhan negara lain.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen BUMN dalam melakukan akselerasi proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter (DME) atau gasifikasi batu bara.
Menteri Erick tak ingin sumber daya alam Indonesia yang melimpah dalam hal ini batu batu bara, justru menjadi bahan bagi pertumbuhan negara lain.
Menurutnya, negara-negara Asia Tenggara lain telah melakukan ekspor barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang masih mengandalkan ekspor atau bahan mentah.
Baca juga: Perbankan Diminta Hentikan Pendanaan ke Perusahaan Miliki Bisnis Batubara dan PLTU
Hal ini berbeda dengan ekspor Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, yang didominasi barang jadi dan setengah jadi.
Sebagai informasi, pada hari ini (24/1/2021) Erick Thohir mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking proyek gasifikasi batubara di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Proyek gasifikasi batu bara yang dilakukan PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) digadang-gadang memiliki sejumlah manfaat bagi Indonesia.
Baca juga: ESDM: Tak Perlu Khawatir Pemadaman Listrik, Pasokan Batubara ke PLTU Sudah Membaik
Yakni dapat mengurangi subsidi Liquid Petroleum Gas (LPG) sebesar Rp7 triliun per tahun dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.
“BUMN mendukung penuh arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang terus mendorong gasifikasi batubara. Hal ini bertujuan demi mengurangi ketergantungan pada impor LPG dan penguatan energi hijau Indonesia," ujar Erick, Senin (24/1/2022).
"Hilirisasi sumber daya alam dengan gasifikasi batubara menjadi gas DME untuk mengurangi impor LPG merupakan bagian dari transformasi BUMN agar siap menghadapi pasar global," sambungnya.
Erick kembali menyampaikan, proyek strategis nasional (PSN) selama 20 tahun juga diharapkan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp30 triliun.
Baca juga: Komisi VII DPR Desak Menteri ESDM Tak Berlakukan Harga Batubara DMO Sesuai Harga Pasar
Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, Erick menilai, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.
Tak hanya dari investasi, Erick menilai PSN gasifikasi batubara juga memberikan multiplier effect berupa menarik investasi asing lainnya hingga memberdayakan industri nasional melalui penggunaan porsi TKDN.
Menurut Erick, kerja sama gasifikasi batu bara mampu memberikan penghematan cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja.
"Gasifikasi batubara memberikan nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro karena sejalan dengan arahan presiden untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor," pungkas Erick.