Dampak Peluncuran C-Band 5G, Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan ke AS
Maskapai penerbangan Emirates Airlines, Air India, ANA dan Japan Airlines terpaksa harus membatalkan beberapa penerbangan
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai penerbangan Emirates Airlines, Air India, ANA dan Japan Airlines terpaksa harus membatalkan beberapa penerbangan ke Amerika Serikat (AS) karena adanya peluncuran C-band 5G.
Menurut laporan situs The Verge pada Selasa (25/1/2022), peluncuran C-band 5G ini menimbulkan kekhawatiran karena berpotensi mengganggu beberapa instrumen penerbangan terutama pada pesawat Boeing 777.
Maskapai penerbangan ANA mengatakan, bahwa Boeing telah mengumumkan pembatasan penerbangan pada semua maskapai yang mengoperasikan Boeing 777 karena dapat mengganggu altimeter gelombang radio pada pesawat tersebut.
Baca juga: Negara Terpencil Kiribati Lockdown Pertama, Temuan Kasus Covid-19 dari Penerbangan Internasional
Sebelumnya Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA), meminta produsen pesawat Boeing untuk meningkatkan fitur keamanan sejalan dengan mulai berlakunya layanan 5G di AS.
FAA meminta operator Boeing 787 untuk mengambil tindakan pencegahan tambahan ketika melakukan pendaratan di landasan pacu yang memiliki layanan nirkabel baru.
Baca juga: Maskapai Penerbangan Jerman, Lufthansa akan Beli 40 Persen Saham ITA Airways
FAA juga mengungkapkan, bahwa layanan 5G dapat mencegah mesin dan sistem pengereman beralih ke mode pendaratan yang dapat membuat pesawat berhenti di landasan.
Dengan adanya hal tersebut, FAA mengharuskan kru pesawat mewaspadai hal tersebut dan mengadopsi prosedur keselamatan khusus saat mendarat di landasan pacu.
Selain itu FAA juga mengungkapkan, bahwa layanan telepon dengan jaringan 5G atau spektrum C-Band nirkabel bisa mengganggu sistem elektronik di pesawat.
Terkait arahan ini, FAA melarang operator mengirim atau melepaskan 787 ke bandara yang terkena dampak ketika fungsi pengereman dan anti-selip tertentu di pesawat tidak dapat dioperasikan.
Selain itu, FAA juga telah mengeluarkan hampir 1.500 pemberitahuan yang merinci sejauh mana potensi dampak layanan 5G C-Band sejak Kamis lalu.
Baca juga: Penjelasan Mengapa Teknologi 5G Bisa Pengaruhi Aktivitas Penerbangan
Pemberitahuan tersebut menunjukkan di mana pesawat dengan altimeter yang belum teruji atau yang memerlukan perbaikan atau penggantian tidak akan dapat melakukan pendaratan dengan visibilitas rendah dimana 5G dikerahkan.
Mengenai hal tersebut tersebut pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengungkapkan, permasalahan 5G ini mengenai altimeter pesawat yang rentan terganggu oleh sinyal 5G dan menyangkut keselamatan penerbangan.
"Sinyal 5G spektrum C band yang menjadi masalah dan berpotensi mengganggu kerja altimeter," kata Alfon.
Altimeter sendiri, lanjut Alfons, perangkat untuk menentukan ketinggian pesawat dari landasan dan sangat krusial diperlukan ketika jarak pandang tidak jelas misalnya karena kabut atau masalah lain.
Ia menyebutkan, masalah yang ditimbulkan bukan pada smartphone yang memiliki teknologi 5G melainkan tower 5G yg berpotensi mengganggu sinyal altimeter.
"Mungkin solusinya yah lingkungan airport harus mendapatkan perhatian khusus untuk spektrum 5G. Kita perlu berhati-hati dan mengikuti dengan cermat karena menyangkut keselamatan penerbangan," ucap Alfons.
Alfon juga menyarankan, agar menunggu keputusan dari FAA pada awal Januari 2022 mengenai perdebatan teknologi 5G yang dinilai mengganggu layanan sinyal penerbangan.