Mengenal Harta Karun Dunia Rare Earth di Bawah Lumpur Lapindo
Dianggap sebagai salah satu mineral yang dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan listrik belakangan fenomena rare earth jadi ramai
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dianggap bencana lantaran tanah Lapindo yang berlokasi di Porong Sidoarjo mengeluarkan semburan gas disertai lumpur panas. Ternyata kini di bawah lumpur tersebut menyimpan kandungan Rare Earth atau logam tanah jarang.
Dianggap sebagai salah satu mineral yang dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) belakangan fenomena rare earth jadi ramai diperbincangkan publik. Namun masyarakat banyak yang belum tahu mengenai apa itu Rare Earth atau logam tanah jarang.
Baca juga: Di Balik Lumpur Lapindo, Tersimpan Harta Karun Incaran Dunia
Apa itu Rare Earth?
Melansir laman Geology, rare earth element (REE) adalah 17 unsur kimia yang terjadi bersama-sama dalam tabel periodik, terletak di tengah tabel periodik (nomor atom 21, 39, dan 57-71).
Golongan ini terdiri dari itrium dan 15 elemen lantanida (lantanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, dysprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, dan lutetium).
Skandium ditemukan di sebagian besar endapan unsur rare earth dan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai unsur rare earth.
Persatuan Internasional Kimia Murni dan Terapan memasukkan skandium dalam definisi elemen rare earth mereka.
Mengutip Science History, logam-logam ini memiliki sifat fluoresen, konduktif, dan magnet yang tidak biasa.
Hal itu membuatnya sangat berguna ketika dicampur dalam jumlah kecil dengan logam yang lebih umum seperti besi.
Secara geologis, unsur-unsur tanah jarang tidak terlalu langka.
Deposit logam ini ditemukan di banyak tempat di seluruh dunia, dengan beberapa elemen dalam kelimpahan yang sama di kerak bumi seperti tembaga atau timah.
Tetapi tanah jarang tidak pernah ditemukan dalam konsentrasi yang sangat tinggi dan biasanya ditemukan bercampur satu sama lain atau dengan unsur radioaktif, seperti uranium dan thorium.
Sifat kimia dari unsur-unsur tanah jarang membuat mereka sulit untuk dipisahkan dari bahan sekitarnya dan dari satu sama lain.
Kualitas-kualitas ini juga membuat mereka sulit untuk dimurnikan.
Metode produksi saat ini membutuhkan banyak bijih dan menghasilkan banyak limbah berbahaya untuk mengekstrak hanya sejumlah kecil logam tanah jarang.
Limbah dari metode pengolahan termasuk air radioaktif, fluor beracun, dan asam.
Kegunaan rare earth
Rare earth adalah komponen dalam banyak teknologi yang sudah dikenal, termasuk smartphone, lampu LED, dan mobil hybrid.
Beberapa elemen tanah jarang digunakan dalam penyulingan minyak dan tenaga nuklir.
Selain itu, penting untuk turbin angin dan kendaraan listrik. Penggunaan yang lebih khusus terjadi di bidang kedokteran dan manufaktur.
Mengutip laman American Geo Sciences, rare earth element adalah komponen penting dari lebih dari 200 produk di berbagai aplikasi.
Di antaranya, produk konsumen berteknologi tinggi, seperti telepon seluler, hard drive komputer, kendaraan listrik dan hibrida, serta monitor layar datar dan televisi.
Selain itu, unsur rare earth juga digunakan dalam usaha pertahanan yang signifikan, seperti tampilan elektronik, sistem panduan, laser, dan sistem radar dan sonar.
Jumlah rare earth element (REE) yang terkandung dalam suatu produk beragam. Ada yang sedikit. Ada juga yang banyak.
Misalnya, pada motor spindel dan kumparan suara desktop dan laptop hanya membutuhkan sedikit kandungan REE.
Prediksi
Menurut Richard Schodde, minerals economist and managing Director of MinEx Consulting. Dirinya memprediksi 10 atau 20 tahun ke depan, setengah dari mobil baru yang dikeluarkan pabrikan merupakan mobil listrik.
Hal ini tentu menguntungkan Indonesia, jika nantinya produksi mobil listrik dunia meningkat maka eksplorasi logam tanah di Lapindo bisa berpeluang besar bagi investasi Indonesia