Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penghasil CPO Terbesar, Harga Minyak Goreng di RI Seharusnya Bisa Lebih Murah, YLKI: Kita Eksportir

Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, tak habis pikir dengan meroketnya harga minyak goreng di negara penghasil sawit terbesar di dunia

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Penghasil CPO Terbesar, Harga Minyak Goreng di RI Seharusnya Bisa Lebih Murah, YLKI: Kita Eksportir
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah warga antre membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar minyak goreng murah di Halaman Kantor Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (11/1/2022). Penghasil CPO Terbesar, Harga Minyak Goreng di RI Seharusnya Bisa Lebih Murah, YLKI: Kita Eksportir 

Kualitas minyak goreng yang dihasilkan perusahaan-perusahaan tersebut juga sudah terbukti di pasar dan familiar di mata konsumen. “Mereka juga punya SDM dan kemampuan riset yang mumpuni untuk menghasilkan minyak goreng berkualitas,” imbuh Nafan, Senin (24/1).

Secara umum, produsen minyak goreng yang juga memproduksi CPO tentu diuntungkan dengan tren kenaikan harga CPO yang berlangsung sejak tahun lalu dan masih berlangsung hingga tahun ini. Kinerja penjualan perusahaan-perusahaan sawit tampak positif selama terjadinya tren kenaikan harga CPO global.

Baca juga: Dukung Kebijakan Pemerintah, Wilmar Pasarkan Minyak Goreng Rp 14 Ribu 

“Harga saham beberapa emiten produsen CPO juga tampak mengalami kenaikan sejalan dengan tren naiknya harga komoditas ini. Rating CPO ini dari kami masih overweight,” sambung Nafan.

Kenaikan harga CPO lantas memicu naiknya harga minyak goreng di pasar. Bahkan, harga minyak goreng sempat melebihi Rp 20.000 per liter di awal tahun ini. Pemerintah pun akhirnya mengeluarkan kebijakan harga minyak goreng kemasan murah sebesar Rp 14.000 per liter.

Nafan menilai, adanya kebijakan penyeragaman harga minyak goreng tersebut tentu bisa mempengaruhi kinerja produsen minyak goreng itu sendiri. Pasalnya, di atas kertas biaya produksi minyak goreng sedang meningkat di tengah tingginya harga CPO global.

“Persaingannya juga menjadi lebih sengit karena dengan harga yang seragam, maka sekarang pilihan benar-benar ada di konsumen yang tahu kualitas minyak goreng yang dibelinya,” ungkap dia.

Namun demikian, kebijakan tersebut memang patut diberlakukan demi menyelamatkan daya beli masyarakat yang masih terdampak oleh pandemi Covid-19.

Berita Rekomendasi

Ketika daya beli terjaga, secara jangka panjang perekonomian nasional dapat terus tumbuh. Ujung-ujungnya hal ini akan berdampak positif bagi berbagai sektor industri, tak terkecuali industri sawit.

Para perusahaan sawit pun bisa mencari cara lain untuk mengoptimalkan momentum kenaikan harga CPO. Misalnya dengan memaksimalkan ekspor CPO ke negara lain ataupun menjual CPO untuk kebutuhan program biodiesel B30 di dalam negeri yang diyakini permintaannya sedang meningkat.

Beberapa produsen minyak goreng pun mendukung kebijakan minyak goreng murah. Executive Director PT Sari Agro Utama Persada, Wilmar Group Thomas Muksim mengatakan, pihaknya siap menjalankan arahan pemerintah, terutama yang menyangkut kebutuhan masyarakat.

Warga saat membeli minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liter di minimarket Jalan Otista Raya, Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (19/1/2022)
Warga saat membeli minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liter di minimarket Jalan Otista Raya, Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (19/1/2022) (TribunJakarta/Bima Putra)

Seluruh merek minyak goreng Wilmar saat ini sudah dipasarkan dengan harga Rp 14.000. Wilmar juga bekerja sama denga seluruh distributor agar produknya dapat menjangkau secara merata.

“Ke depan bersama pemerintah, kami siap mengevaluasi program ini agar lebih cepat dan baik ke seluruh Indonesia,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, hari ini (24/1).

Wilmar sendiri telah menyalurkan minyak goreng kemasan sederhana sejak November 2021 hingga akhir tahun sebanyak 1,1 juta kiloliter ke seluruh Indonesia.

Sementara itu, Sinar Mas Agri Resources & Technology atau SMART telah menyalurkan minyak goreng dengan harga terjangkau sekitar 600.000 liter dari target 700.000 liter hingga akhir 2021. Adapun sisanya akan disalurkan kembali pada Januari ini.

“SMART akan kembali mendukung kebijakan pemerintah di tahun ini dalam menstabilkan harga melalui distribusi minyak goreng dengan harga terjangkau,” tandas Pinta S. Chandra, Investor Relations Sinar Mas Agribusiness and Food, 11 Januari lalu. (Kontan/Kompas.com/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas