Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Jadi Presidensi 2022, G20 Mewakili 85 Persen Ekonom Dunia

Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba mengatakan, G20 berisikan 19 negara, termasuk Indonesia ditambah Uni Eropa.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Indonesia Jadi Presidensi 2022, G20 Mewakili 85 Persen Ekonom Dunia
istimewa
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan, G20 adalah forum kerja sama internasional yang bersifat multilateral, melibatkan pemerintah dan bank sentral 20 negara dengan perekonomian terbesar dunia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan, G20 adalah forum kerja sama internasional yang bersifat multilateral, melibatkan pemerintah dan bank sentral 20 negara dengan perekonomian terbesar dunia.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba mengatakan, G20 berisikan 19 negara, termasuk Indonesia ditambah Uni Eropa.

Baca juga: Jokowi Hingga Tony Blair Dipastikan Hadir di Pertemuan Pendahuluan Presidensi B20

"Untuk Asia Tenggara, anggotanya hanya Indonesia dan untuk Asia ada Korea Selatan, China, serta Jepang. Semua kawasan, termasuk Jazirah Arab dan Afrika ada wakilnya, perannya strategis mewakili 63 persen penduduk dunia dan 80 persen hingga 85 persen ekonomi dunia," ujarnya dalam media gathering “Kepemimpinan Indonesia dalam Isu Digital di Forum G20” di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (26/1/2022).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, menjadi penting bagi Indonesia yang memegang Presidensi G20 tahun 2022 untuk mendorong pemuda ekonomi dunia akibat dampak pandemi Covid-19.

Baca juga: Jokowi Yakin Presidensi G20 Indonesia Beri Dampak Konkret bagi Pemulihan Ekonomi Nasional

"Ini posisi prestise untuk Indonesia. Apalagi kita pegang Presidensi tahun ini dengan tema Recover Together Recover Stronger," kata Mira.

Dia menambahkan, pandemi Covid-19 ini seolah me-reset perekonomian global dengan lebih bergantung terhadap digitalisasi.

Berita Rekomendasi

"Saya ingin bawa ke konteks digital, pandemi membuat kita dibatasi mobilitas, sehingga beralih ke digital. Siapa negara yang adopsi digital bisa berkembang, yang tidak maka terisolir, ini kesenjangan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas