Indonesia Dorong Pembangunan Sistem Ketahanan Kesehatan Dunia di Presidensi G20
Krisis kesehatan membuat semua negara menderita, tak terkecuali negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Johnson Simanjuntak
Presiden mengungkapkan, Indonesia akan mendorong penguatan arsitektur sistem ketahanan kesehatan dunia yang dijalankan oleh sebuah badan dunia seperti Dana Moneter Internasional atau IMF di sektor keuangan.
Misi tersebut menjadi salah satu fokus Indonesia pada Presidensi G20 Indonesia 2022.
Presiden menjelaskan badan tersebut bertugas untuk menggalang sumber daya kesehatan dunia, antara lain, untuk pembiayaan darurat kesehatan dunia, pembelian vaksin, pembelian obat-obatan, dan pembelian alat kesehatan.
Kemudian badan ini juga merumuskan standar protokol kesehatan global, yang antara lain, mengatur perjalanan lintas batas negara agar standar protokol kesehatan di semua negara bisa sama.
Memberdayakan negara berkembang dalam hal kapasitas manufaktur lokal, antara lain, pengelolaan hak paten, akses terhadap teknologi, investasi produksi alat Kesehatan, dan obat-obatan.
“Untuk membangun arsitektur baru sistem ketahanan kesehatan dunia tersebut membutuhkan pembiayaan bersama. Namun demikian, nilainya jelas jauh lebih kecil dibandingkan dengan kerugian dunia akibat kerapuhan sistem kesehatan global, seperti yang terjadi dalam menghadapi pandemi saat ini,” ujar Presiden.
Pertemuan Menteri Kesehatan G20 tahun 2021 sudah membuat Deklarasi Roma.
Isinya berupa komitmen dalam mengatasi dampak pandemi terhadap pencapaian sustainable development goals (SDGs), kesiapan untuk krisis kesehatan di masa depan, dan strategi global untuk meningkatkan akses yang merata terhadap alat diagnostik, obat, dan vaksin serta merekomendasikan penjajakan pembiayaan global dalam mendukung sistem kesehatan global.
Hal itu sejalan dengan usulan Indonesia untuk mewujudkan instrumen pooling of global resource.
Melalui forum G20 inilah diharapkan negara-negara maju dapat mendukung inisiatif bersama tersebut.
Dengan demikian, seiring dengan upaya bersama memberikan keadilan akses bagi distribusi vaksin dan alat kesehatan, penguatan arsitektur sistem kesehatan global diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi global.