12.548 dari 83.218 Desa/Kelurahan di Indonesia Belum Dapat Akses Internet 4G
Pemerintah berupaya memastikan tidak ada lagi desa dan kelurahan yang blank spot internet khususnya di wilayah non 3T.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Kominfo sekaligus Co-Chair Digital Economy Working Group (DEWG) G20 2022 Dedy Permadi mengungkapkan masih banyak desa dan kelurahan belum mendapat akses internet 4G.
Menyikapi itu, saat ini pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur digital untuk memenuhi kesenjangan tersebut.
"Kalau kita identifikasi dari 83.218 desa/kelurahan masih ada 12.548 desa/kelurahan yang belum ada akses internet 4G," kata Dedy dalam webinar Digital Economy Working Group, Jumat (11/2/2022).
Pemerintah berupaya memastikan tidak ada lagi desa dan kelurahan yang blank spot internet khususnya di wilayah non 3T.
"Pemerintah sangat sadar bahwa konektivitas digital itu menjadi salah satu solusi peluang yang bisa kita manfaatkan walaupun di kondisi pandemi Covid-19," tuturnya.
Konektivitas digital pun diupayakan 10 tahun lebih cepat dari target perencanaan awal tahun 2032.
"Insya Allah tahun ini atau tahun depan diselesaikan melalui kerja sama antara Bakti Kominfo dengan operator seluler," imbuh Dedy.
Baca juga: Perusahaan Internet Swedia Gugat Google 2,1 Miliar Euro
Ia menambahkan saat ini juga 150 ribu titik layanan publik masih ada yang belum tersentuh akses internet.
Sementara pemulihan pasca pandemi Covid-19 sangat membutuhkan dukungan akses internet yang memadai.
"Kita berharap satelit Satria-1 segera meluncur kuartal 3 2023 dengan kapasitas 150 GB per second untuk memenuhi kebutuhan internet di pusat layanan publik," terangnya.
Menurutnya, inklusivitas untuk memperkecil kesenjangan di masyarakat tidak hanya soal perluasan akses internet saja.
Tapi juga edukasi menggunakan internet dengan cara positif dan produktif.
"Tugas kita dua, pertama mempercepat dan memperluas akses internet di seluruh wilayah indonesia. Kedua memastikan internet digunakan positif serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat," papar Dedy.
E-commerce Tumbuh Pesat
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menuturkan tahun lalu pertumbuhan e-commerce di Indonesia secara year-on-year hampir menyentuh 50 persen.
Menurutnya, pandemi Covid 19 membuat marketplace semakin banyak digunakan akibat keterbatasan mobilitas dan aktivitas.
Baca juga: Kurangi Blank Spot Jaringan Internet, Infrastruktur Digital di Bengkulu Diperkuat
"Pertumbuhan itu sangat bagus sekali. Bagaimana kita bisa tumbuh dari tahun ke tahun itu tidak lepas dari konektivitas yang dibangun pemerintah," ucap Bima.
Namun, pemerintah masih memiliki persoalan terkait pemerataan internet.
Sementara orang-orang yang tidak mendapatkan akses internet antusias bisa memanfaatkan internet sebagai nilai ekonomi.
"Kita pernah buka pelatihan bekerjasama dengan Bakti Kominfo. Pelatihan itu diselenggarakan di kawasan 3T. Antusiasmenya sangat tinggi, pendaftaran dengan kapasitas 2.500 tetapi yang ikut mendaftar mencapai 6.000 orang," kata Bima.
Ia menilai akses internet akan memaksimalkan pembangunan ekonomi di daerah dan dimanfaatkan bagi masyarakat. (Tribun Network/Reynas Abdila)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.