Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kedelai Mahal, Perajin Tahu dan Tempe Bakal Mogok Kerja, Ini Pemicu Naiknya Harga Kedelai

Kemendag memprediksi dalam waktu dekat harga tempe dan tahu akan mengalami kenaikan di tingkat masyarakat.

Editor: Sanusi
zoom-in Kedelai Mahal, Perajin Tahu dan Tempe Bakal Mogok Kerja, Ini Pemicu Naiknya Harga Kedelai
Warta Kota/Nur Ichsan
Perajin tempe di kawasan Buaran Indah, Kota Tangerang, Banten, sedang memproduksi makanan yang merakyat ini, Selasa (15/2/2022). Adanya kenaikan harga kacang kedelai di pasaran membuat para perajin tempe dan tahu terancam merugi akibat tak berimbang dengan biaya produksi. Berkaitan dengan kenaikan harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu ini, para perajin tempe dan tahu se-Jabodetabek berencana melakukan aksi mogok produksi dan dagang selama 3 hari pada 21-23 Februari mendatang. Warta Kota/Nur Ichsan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga kedelai dalam negeri mengalami peningkatan belakangan ini. Berdasarkan data yang dilaporkan Kementerian Perdagangan, harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022, mencapai 15,77 dollar AS per bushel atau berkisar di Rp 11.240 per kilogram.

Kemendag juga memprediksi dalam waktu dekat harga tempe dan tahu akan mengalami kenaikan di tingkat masyarakat.

Baca juga: Kedelai Mahal dan Langka, LaNyalla Minta Pemerintah Respon Cepat

Dirjen Perdagangan Dalam negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, jika harga kedelai mencapai Rp 12.000 per kilo, maka harga jual tempe di konsumen akhir akan naik hingga Rp 300 menjadi Rp 10.600 per kilogram. Sementara harga tahu naik Rp 50 menjadi per potong menjadi Rp700 per potong

"Diperkirakan naik sampai Juli. Kalau Rp 12.000 tidak terlampaui ya. Sekarang ini harga kedelai masih Rp 11.500. Jadi harga tempe Rp 10.300 per kilogram dan tahu Rp 650 per potong," kata Oke dalam konferensi pers, Jumat (11/2/2022).

Baca juga: Harga Kedelai Terus Melejit, Perajin Tahu Tempe Menjerit

Penyebab kenaikan harga kedelai

Oke membeberkan kenaikan harga kedelai disebabkan terjadinya gangguan suplai kedelai dunia. Di Brasil misalnya, terjadi penurunan produksi kedelai yang diprediksi pada Januari akan mencapai 140 juta ton, menurun jadi 125 juta ton per 10 Februari 2022.

Kemudian, faktor lainnya karena adanya inflasi di Amerika Serikat yang mencapai 7 persen yang berdampak pada harga input produksinya.

Berita Rekomendasi

"Terjadi shortage tenaga kerja, dan kenaikan biaya sewa lahan dan ketidakpastian cuaca di negara produsen yang mengakibatkan petani kedelai di AS menaikkan harga," beber Oke.

Perajin tahu dan tempe mogok produksi

Adapun pengaruh dari kenaikan harga kedelai dunia ini akan memecut harga kedelai di dalam negeri di tingkat perajin tahu dan tempe.

"Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa kenaikan harga kedelai dunia ini berdampak pada kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Dan hal ini akan mempengaruhi ujungnya yaitu harga produk turunan dari kedelai terutama yang paling penting di sini adalah tempe dan tahu," terang Oke.

Kenaikan harga kedelai berimbas pada produksi para perajin tahu tempe. Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) berencana mogok produksi pada 21-23 Februari 2022.

Ketua umum Gakoptindo Aip Syarifudin mengatakan, rencana mogok ini terjadi lantaran naiknya harga kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu.

"Perajin rumahan itu sehari beli kedelai 20 kilogram, untuk modal dagang biasanya beli kedelai Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/2/2022).

"Anggaplah kalau mereka beli di harga Rp 10.000 per kilogram, modal Rp 200.000, sementara kalau dijual menjadi olahan tempe tahu dapatnya Rp 250.000 itu Rp 50.000 untuk makan dan Rp 200.000 untuk modal besoknya tapi karena harga kedelainya sudah naik yah sekarang di harga Rp 11.000 per kilogram yah enggak cukup," sambung dia.

Aip menuturkan, mogok produksi ini tidak dilakukan secara nasional. Hanya perajin tahu dan tempe rumahan yang tersebar di Jabodetabek hingga Jawa Barat yang rencananya melakukan aksi tersebut.

Aip mengaku sebenarnya pihaknya tidak ingin terjadi mogok produksi lantaran Kementerian Perdagangam sudah berupaya menaikan harga tahu dan tempe di pasaran.

Belum lagi masalah tahu tempe adalah masalah kebutuhan banyak orang.

Dia juga mengaku telah mendapatkan telepon dari Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan yang meminta agar mogok produksi ini dibatatalkan.

"Barusan tadi (kemarin) Pak Dirjen telepon saya. Pak Aip jangan jadi mogoknya, kan sudah kami bantu. Lalu saya bilang ke Pak Dirjen, mereka itu ngumpulin orang tidak mudah. Ya saya jadi serba salah lah jadinya," beber Aip.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Kedelai Mahal Bikin Perajin Tahu dan Tempe Berencana Mogok Kerja"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas