Kemenparekraf: Penerbangan Singapura-Bali Jadi Momentum Kebangkitan Ekonomi
Singapore Airlines menjadi maskapai asing pertama yang terbang ke Bali setelah pemerintah Indonesia membuka perbatasan Bali untuk wisatawan asing.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Singapore Airlines kembali melayani penerbangan internasional dari Singapura ke Bali mulai Rabu (16/2022).
Singapore Airlines menjadi maskapai asing pertama yang terbang ke Bali setelah pemerintah Indonesia membuka perbatasan Bali untuk wisatawan asing.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya mengatakan, dengan adanya penerbangan internasional dari Singapura ke Bali ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan ekonomi.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Targetkan 280 Juta Pergerakan Wisatawan Nusantara pada 2022
"Selain itu, hal ini juga diharapkan dapat mendorong terciptanya lapangan kerja yang lebih luas tidak hanya untuk masyarakat Bali tapi Indonesia secara keseluruhan," kata Nia, Kamis (17/2/2022).
Penerbangan internasional dari Singapura ke Bali ini, lanjut Nia, dipastikan dapat meningkatkan aksesibilitas wisatawan mancanegara ke Indonesia khususnya Bali.
"Ini mengingat demand pasar yang sangat besar untuk mengunjungi destinasi pariwisata di Indonesia, ini juga menjadi peluang untuk mendorong ekonomi nasional melalui sektor pariwisata," kata Nia.
Ia juga menjelaskan, Singapore Airlines akan mengoperasikan tujuh penerbangan dalam sepekan antara Singapura dan Bali.
"Dimulainya kembali penerbangan harian ke Bali akan memfasilitasi pelanggan Singapore Airlines yang ingin melakukan perjalanan ke dan dari Holiday Island Bali," ujar Nia.
Nia juga mengungkapkan, nantinya wisatawan atau pelaku dapat mengambil paket warm up vacation setibanya di Bali.
"Paket ini merupakan inovasi yang dirancang secara khusus untuk PPLN atau wisatawan yang baru datang ke Bali agar dapat menjalani karantina dalam hotel dengan sistem bubble," ucap Nia.
Baca juga: Pengurangan Masa Karantina di Bali Disambut Gembira Pelaku Bisnis Pariwisata
Sehingga memungkinkan seseorang bisa beraktivitas tidak terbatas hanya di kamar, namun dapat melakukan berbagai aktivitas di area bubble yang khusus disiapkan pengelola hotel.
"Jadi ini berbeda dengan karantina yang hanya di kamar saja. Program warm up vacation dilakukan di hotel yang menerapkan sistem bubble yang sudah siap dengan protokol kesehatan secara disiplin," ucap Nia.