Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

LPEI Kenalkan Penopang Ekspor Tenun di Perhelatan G20

Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso mengatakan pihaknya memperkenalkan penopang ekspor tenun di perhelatan G20.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in LPEI Kenalkan Penopang Ekspor Tenun di Perhelatan G20
ist
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mencoba alat tenun di perhelatan Forum G20, JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (17/2/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI mendorong pemulihan ekonomi dengan memperkuat pondasi pelaku UMKM binaannya.

Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso mengatakan pihaknya memperkenalkan penopang ekspor tenun di perhelatan G20.

“Pada kesempatan ini, kami menampilkan produk dari mitra binaan kami, yang salah satunya merupakan hasil dari Program Desa Devisa berupa kerajinan tenun Apikri," kata Rijani di Booth Rumah Joglo pada perhelatan G-20 di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (17/2/2022).

Baca juga: LPEI Hadirkan Produk UMKM Berorientasi Ekspor dalam Pertemuan Perdana G20 di Jakarta

Desa Devisa merupakan program pendampingan berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor.

Menurutnya, kerajinan Apikri (Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia) telah menjadi Desa Devisa sejak tahun 2020 dan mampu mengekspor produknya ke Belanda, Amerika dan Inggris.

"Kami berharap program Desa Devisa dapat menjadi referensi bagi wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia dan dapat membantu program Pemulihan Ekonomi Nasional," tutur Rijani.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Nur Halimah mengaku tiak pernah bermimpi akan berada di perhelatan dunia Presidensi G-20.

Baca juga: Kejagung Tetapkan Dua Tersangka TPPU Terkait Kasus Korupsi LPEI

Perempuan sederhana yang lahir dan besar di Desa Wedani Cerme, Gresik, Jawa Timur ini adalah lulusan SMK.

Perempuan yang memulai menenun sejak lulus sekolah, dalam sepekan ini berada di area pameran G-20 di JCC, Jakarta.

Ditemani alat tenun bukan mesin yang dibawa langsung dari desanya, dengan bangga ia menunjukkan cara menenun kain dengan corak berwarna di tengah delegasi yang berhenti sejenak memperhatikannya.

Perjuangan Nur Halimah bukanlah proses yang instan untuk kemudian mampu secara ahli menenun kain.

Baca juga: Terdakwa Kasus Merintangi Penyidikan Dugaan Kasus Korupsi LPEI Segera Jalani Sidang Perdana

Bersama para perempuan di desanya, ia bergabung menjadi Anggota Koperasi Wedani Giri.

Selang beberapa tahun kemudian ia mampu menghasilkan kain yang dilirik oleh desainer sekelas Christian Dior.

Ia mengungkapkan rasa haru karena dapat berpartisipasi di perhelatan pemimpin ekonomi dunia dimana Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi, yang digelar setiap 20 tahun sekali, dan pada tahun ini mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger”.

“Awalnya saya hanya melakukan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak menyangka pada akhirnya kain-kain ini bisa berkualitas ekspor dan dibeli oleh orang-orang luar negeri," aku Nur.

Ia juga mendapat kesempatan menjelaskan cara kerja alat tenun bukan mesin (ATBM) kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan memandu untuk mempraktikannya.

“Saya bisa ketemu Menteri Keuangan yang selama ini hanya saya lihat di televisi, malah sekarang bisa berada langsung di samping beliau. Kita harus berusaha untuk mewujudkan mimpi,” imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas