Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Anggota Komisi VII Sesalkan Naiknya BBM Non Subsidi: Ekonomi Belum Stabil, Harus Segera Dibatalkan

Anggota Komisi VII DPR Fraksi Demokrat Zulfikar Hamonangan menyoroti naiknya tarif bahan bakar minyak non Subsidi dan tol.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Anggota Komisi VII Sesalkan Naiknya BBM Non Subsidi: Ekonomi Belum Stabil, Harus Segera Dibatalkan
dok. Pertamina
Ilustrasi BBM non subsidi - Anggota Komisi VII DPR Fraksi Demokrat, Zulfikar Hamonangan menyesalkan kenaikan harga BMM non subsidi. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Fraksi Demokrat, Zulfikar Hamonangan menyoroti naiknya tarif bahan bakar minyak (BBM) non subsidi dan tol.

Ia menyesalkan kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif tersebut secara tiba tiba. Sebab hal ini sama saja menambah beban masyarakat.

"Kalau memang negara kita belum mampu membangun ibu kota baru (IKN), jangan alihkan anggaran yang macam-macam saat ini," kata Zulfikar dalam keterangannya, Jumat (18/2/2022).

Ia mengatakan situasi ekonomi masyarakat saat ini sedang sulit. Oleh karenanya kenaikan BBM tersebut akan membebani masyarakat. Apalagi, dilakukan tanpa ada penjelasan kepada masyarakat terlebih dahulu.

Baca juga: Pertamina dan Penyedia SPBU Lainnya Menaikkan Harga BBM, Berikut Rinciannya

"Situasi ini sangat kurang mendidik di saat kondisi masyarakat kita sedang berjibaku menghadapi wabah virus COVID-19. Lalu datang lagi virus baru, ditambah lagi naik harga BBM dan tarif tol bahkan ada rencana kenaikan pajak. Jangan Diam-diam naikkan BBM untuk rakyat. PPN, lalu apa lagi?" katanya.

Menurutnya jika semuanya harus menjadi beban rakyat, maka dimana fungsi pemerintah mengurangi beban rakyat. Oleh karena itu ia menolak kenaikan BBM non subsidi serta tol tersebut.

Berita Rekomendasi

"Saya sebagai anggota DPR RI komisi VII sangat menolak hal ini dan pemerintah harus segera membatalkan kenaikan harga BBM dan tarif tol karena situasi ekonomi saat ini belum stabil," katanya.

Ia menilai kebijakan ini juga membuat kaget masyarakat. Ia memastikan kebijakan ini belum disetujui fraksinya dalam RDP.

Baca juga: Sekjen PP IMI Imbau Masyarakat yang Mampu agar Gunakan BBM Pertamax Series

"Karena bagi kami cara ini tidak tepat dan kurang pro terhadap rakyat," katanya.

Untuk diketahui, harga bahan bakar minyak atau BBM mendadak naik mulai Sabtu, 12 Februari 2022 kemarin. Penyesuaian harga untuk tiga produk bahan bakar minyak (BBM) non subsidi dilakukan guna mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.

Ketiga produk BBM non subsidi itu adalah Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.

Produk Pertamax Turbo (RON 98) kini dijual Rp 13.500 per liter dari harga sebelumnya Rp 12.000 per liter. Sementara Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 13.200 per liter dari harga sebelumnya yaitu 11.050 per liter. Lalu Dexlite (CN 51) menjadi Rp 12.150 per liter dari harga sebelumnya Rp9.500 per liter.

Harga itu berlaku untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen.

Berita lainnya seputar BBM Non Subsidi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas