Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Saat Menteri Lutfi Tak Temukan Minyak Goreng Premium di Pasar Tradisional Makassar

Hingga saat ini kelangkaan minyak goreng terjadi hampir di semua tempat di Indonesia.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Menteri Lutfi Tak Temukan Minyak Goreng Premium di Pasar Tradisional Makassar
Rudi Salam/Tribun Timur
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat mengecek langsung ketersediaan kebutuhan pokok di Pasar Terong Makassar, Kamis (17/2/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -- Hingga saat ini kelangkaan minyak goreng terjadi hampir di semua tempat di Indonesia.

Akibatnya pemenuhan minyak nabati ini belum melebihi seperempat dari kebutuhan yang ada.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyebut kebutuhan minyak goreng di Indonesia sekitar 280 juta liter pada Februari 2022, namun yang terpenuhi baru hampir sepertiga atau sekitar 63 juta liter.

"Sebenarnya stok minyak goreng tidak ada masalah, yang terjadi permasalahan ini adalah penyesuaian harga dua minggu kemarin," kata Lutfi dikutip dari Antara, Jumat (18/2/2022).

Baca juga: Jaga Stok dan Stabilkan Harga, Holding BUMN Pangan Distribusikan Minyak Goreng di 110 Pasar Rakyat

Dia mengatakan penyesuaian harga yang erat kaitannya dengan distribusi barang itu menjadi alasannya ke Kota Makassar untuk mencek distribusi kebutuhan konsumsi masyarakat.

Menurut dia, untuk barang khususnya minyak goreng di Makassar persediaannya ada, tapi dalam bentuk minyak curah dengan harga menuju Rp 11.500 per liter sesuai ketentuan pemerintah.

Mengenai masih sulitnya menemukan minyak goreng kemasan premium di lapangan, Lutfi mengatakan dua pekan ke depan distribusi minyak goreng akan kembali normal.

Berita Rekomendasi

Lutfi menyebut harga kebutuhan pokok di Makassar stabil.

Hal itu dikatakan usai mengecek langsung ketersediaan dan harga kebutuhan pokok di dua pasar di Makassar, Kamis (17/2/2022).

Baca juga: Pemerintah Kota Sorong Ancam Cabut Izin Jika Ditemukan Distributor yang Menimbun Minyak Goreng

Dua pasar yang dikunjungi itu adalah Pasar Terong yang berlokasi di Jl Terong dan Pasar Pabbaeng-baeng di Jl Sultan Alauddin.

Namun, Lutfi yang didampingi Wali Kota Makassar Danny Pomanto tak menemukan minyak goreng paket premium dan paket sederhana seharga Rp14 ribu per liter.

“Saya melihat disini yang di pasar ini adalah minyak curah dengan harga terjangkau tetap ada, yang tidak ada adalah minyak paket premium dan paket sederhana," katanya.

Kendati demikian, Lutfi berterima kasih kepada Pemkot Kota Makassar dan Pemprov Sulsel karena harga kebutuhan pokok cenderung stabil.

“Terima kasih kepada pemerintah setempat, bahwa Kota Makassar ini dalam keadaan baik,” tuturnya.

Baca juga: Cerita Pengusaha Kerupuk Niat Beli Minyak Goreng Malah Dikirimi Puluhan Liter Kuah Soto

Berdasarkan pantauannya di dua pasar tersebut, secara keseluruhan harga masih stabil.

Seperti beras medium dijual Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu per kilogram.

Lalu beras premium Rp 11 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram.

Kemudian ada gula Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu per kilogram.

Selanjutnya minyak goreng curah Rp 13 ribu per liter.

Ada juga tepung terigu Rp 11 ribu per kilogram, dan daging sapi Rp 100 ribu sampai Rp 110 ribu per kilogram.

Lanjut daging ayam ras Rp 35 ribu per kg, telur ayam ras Rp 18 per kilogram.

Cabe merah besar Rp 24 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram.

Cabe merah keriting Rp 28 ribu per kilogram. Cabe rawit merah Rp 50 ribu per kilogram.

Serta bawang merah Rp 20 ribu per kilogram, bawang putih honan Rp 26 ribu per kilogram, dan tempe Rp 12,5 ribu per kilogram

Minyak goreng masih mahal

Sebagaimana diketahui, polemik harga minyak mahal belum juga terselesaikan hingga saat ini.

Mahalnya minyak nabati ini jadi ironi di Indonesia, mengingat negara ini merupakan produsen sawit terbesar di dunia.
Program minyak murah pemerintah justru menimbulkan masalah baru, yakni kelangkaan.

Padahal subsidi yang dikeluarkan pemerintah tidak sedikit, mencapai Rp 3,6 triliun. Di berbagai daerah masyarakat justru mengeluh kesusahan mendapatkan komoditas tersebut.

Warga mengantre untuk membeli bahan pangan dalam kegiatan program pangan murah bersubsidi di Jakarta, Rabu (9/2/2022). Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) menggelar Program Pangan Murah Bersubsidi dengan menyediakan bahan pangan berupa beras dengan kualitas premium, telur, ikan kembung, daging sapi, daging ayam, dan susu UHT dalam kemasan karton yang bertujuan untuk stabilisasi harga pangan, khususnya di DKI Jakarta. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga mengantre untuk membeli bahan pangan dalam kegiatan program pangan murah bersubsidi di Jakarta, Rabu (9/2/2022). Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) menggelar Program Pangan Murah Bersubsidi dengan menyediakan bahan pangan berupa beras dengan kualitas premium, telur, ikan kembung, daging sapi, daging ayam, dan susu UHT dalam kemasan karton yang bertujuan untuk stabilisasi harga pangan, khususnya di DKI Jakarta. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Di ritel modern contoh, rak-rak yang biasanya jadi etalase produk minyak goreng, lebih sering terlihat kosong.

Setali tiga uang, pedagang pasar tradisional maupun warung-warung juga mengaku tak menjual minyak goreng murah sesuai program pemerintah.

Kalaupun ada stok minyak goreng, itu pun masih dibanderol dengan harga mahal. Lihat Foto Warga mengantre beli minyak goreng dalam operasi pasar minyak goreng dan gula pasir di Wonodadi, Blitar, Jawa Timur, Kamis (10/2/2022).

Dikutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPN), mahalnya minyak goreng hingga menembus di atas Rp 20.000 per liter tidak merta terjadi dalam waktu singkat.

Dilihat dari pergerakan harga di PIHPS, kenaikan minyak goreng sebenarnya dilakukan para produsen secara bertahap sejak akhir Oktober 2021.

Pada September 2021, harga minyak goreng masih berada di kisaran Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per liter. Baru pada akhir Oktober 2021, harga mulai naik di kisaran Rp 16.000 per liter.

Sebulan setelahnya atau di akhir November, harga minyak goreng sudah berada di level Rp 17.000 per liter, dan hingga di ujung tahun atau di 31 Desember 2021 harga minyak goreng Rp 18.000 sampai Rp 19.000 per liter.

Tren kenaikan harga minyak goreng secara bertahap oleh produsen berlanjut hingga tahun 2022.

Di beberapa daerah, harga minyak goreng bahkan menembus Rp 25.000 per liter, seperti yang terjadi di Gorontalo, provinsi yang sebenarnya juga jadi sentra perkebunan kelapa sawit.

PIHPS sendiri merupakan situs resmi yang dikelola Bank Indonesia (BI) yang memberikan acuan harga bahan pangan, terutama sembako, dari berbagai pasar di berbagai daerah Indonesia secara real time.

Sumber data pada situs ini merupakan survei langsung dari 82 kota/kabupaten sampel inflasi IHK.

Data di dalam PIHPS Nasional mencakup data harga di pasar tradisional untuk 10 komoditi pangan dengan 21 varian yang cukup dominan dikonsumsi masyarakat dan merupakan komoditas yang menjadi sumber inflasi pangan.

Jalan 12 Jam Cari Minyak Goreng

Minyak goreng murah masih langka, kalau pun ada dalam sekejap minyak goreng tersebut langsung habis diserbu warga.

Warga yang membutuhkan, terutama emak-emak (ibu-ibu) harus berjuang keras dengan berbagai cara untuk mendapatkannya.

Misalnya saja, Sakila Andini (45) menempuh perjalanan 12 jam dari Sibolga Kabupaten Tapteng ke Kota Medan.

Sakila bersama lima temannya mengunjungi pusat perbelanjaan Lotte Mart Grosir yang berada di Jalan Gatot Subroto Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (16/2/2022).

Dari amatan tribun-medan.com, ia bersama rekannya beberapa kali menanyakan kepada petugas untuk pembelian minyak satu kardus.

Namun Petugas lotte tetap tidak mengizinkan pihaknya mengambil satu kardus minyak.

Karena tidak diperbolehkan petugas pun menganjurkan Sakila bersama rombongan membuat kartu member Lotte mart guna mendapatkan 4 liter minyak.

Sakila mengaku datang dari Kabupaten Tapteng karena di tempatnya hanya seminggu sekali baru ada.

"Udah tiga minggu ini minyak kosong. Sementara kita harus jualan gorengan pake minyak, belum untuk rumah sendiri," tuturnya.

Dikeluhkan Sakila juga bahwa harga minyak goreng di Sibolga bisa mencapai Rp 40 ribu.

"Udah adanya seminggu sekali harganya juga Rp 40 ribu," terangnya.

Dijelaskan Sakila bahwa memang ada harga Rp 14 ribu tapi itu hanya beberapa kali saja.

"Ada tapi itu sepertinya baru dua sampai tiga kali aja itupun di Alfamart atau Indomart kalau di pasar- pasar itu masih harga Rp 40 ribu dua liter," ucapnya.

Sakila juga mengaku bahwa pihaknya sempat tidak ikut mengantre pada saat ada minyak Rp 14 ribu.

"Kita tidak ikut mengambil karena kan menurut kabar yang beredar katanya bakalan selamanya segitu dan kemarin stok minyak kita masih cukup," terangnya.

Namun, setelah seminggu mengelilingi Kota Sibolga, Sakila dan rekan-rekannya mengaku kesulitan mencari minyak.

Maka dari itu pihaknya memutuskan untuk ke Kota Medan.

"Karena kabar minyak di Medan ada jadi mau tidak mau kita kesini hari ini. Itupun bukan mencari harga Rp 14 ribu tapi yang penting minyak ada," jelasnya.

Setibanya di Kota Medan ternyata Sakila mendapatkan minyak seharga Rp 14 ribu.

"Syukur sekali karena dapat minyak seharga Rp 14 ribu rencana mau ambil sekardus untuk jualan tapi tidak diperbolehkan hanya bisa ambil 4 liter minyak goreng," ucapnya.

"Itupun harus menjadi member Lotte Grosir dulu dan prosedurnya tadi lumayan ribet untuk kita yang udah tua seperti ini," terangnya.

Namun, agar bisa mendapatkan minyak dengan harga Rp 14 ribu, Sakila pun tetap mengikuti aturan yang ada.

Selain itu, Sakila juga mengatakan bahwa program pemerintah terkait minyak Rp 14 ribu ini mempersulit masyarakat bukan malah membantu.

"Dengan adanya minyak Rp 14 ribu masyarakat malah melakukan berbagai cara untuk dapat menyetok minyak sama seperti penggunaan masker awal-awal Covid dahulu," paparnya.

Sakila yang datang bersama lima orang temannya dari Sibolga ini juga mempertanyakan sebab sulitnya minyak di Kabupaten Tapteng khususnya Kota Pandan dan Sibolga.

"Jadi kemana minyak itu semua, apa mungkin ada masyarakat yang lakukan penyetokan minyak di rumahnya," terangnya.

Untuk itu ia berharap agar pemerintah Sumut untuk memantau dan mengawasi pemasokan minyak goreng di Kabupaten Tapteng.

"Karena kami yang berjualan gorengan sangat kesulitan mendapat minyak harapannya harga minyak standar saja tidak terlalu murah dan mahal agar masyarakat tidak menyetok minyak sangat banyak di rumahnya," tukasnya.

Celupkan Tinta di Kelingking

Soal kegigihan, tak ada yang menandingi para ibu. Itu pula yang terlihat di supermarket di Jalan Raya Lanud Sugiri, Sukani, di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Selasa (15/2) siang.

Mereka rela antre hingga berjam-jam lamanya, hanya untuk satu atau dua liter minyak goreng murah.

Minyak goreng murah memang menjadi barang yang langka hari-hari ini. Kalau pun ada, harganya Rp 20 ribuan seliternya, bahkan lebih.

Minyak goreng murah yang harganya Rp 14 ribu seliter hanya ada di beberapa tempat saja, dan itu pun tak banyak, sehingga pembelian pun dibatasi.

Antrean ibu-ibu yang hendak membayar minyak goreng murah juga terlihat di depan meja kasir.

Untuk mempercepat pembayaran, petugas satuan pengamanan supermarket bahkan ikut mengatur.

Ibu-ibu diminta berbaris rapi sambil terus menjaga jarak. Dua jalur ke meja kasir, sama ramainya.

Imah (56), warga Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi, mengaku mulai mengantre di depan Supermarket sejak pukul 06.00 WIB.

Ia baru bisa membeli minyak goreng kemasan sekitar pukul delapan pagi saat supermarket buka.

"Saya sengaja datang pagi-pagi biar dapat minyak, takut kehabisan kalau telat," ujar Imah.

Setelah mengantre sekitar dua jam, Imah hanya bisa membeli sebungkus minyak goreng dengan kemasan dua liter.

"Harganya selitarnya Rp 14 ribu," sebutnya.

Imah berharap, kondisi seperti ini bisa segera berlalu.

"Harapannya semoga enggak kayak gini lagi. Mudah-mudahan cepet biasa lagi, bisa belanja nyaman, enggak perlu dateng pagi-pagi buat beli minyak goreng," ujarnya.

Sama senada dikatakan Sinta (26). Ia bahkan rela datang jauh-jauh dari rumahnya di Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.

Seperti pembeli lainnya, ia juga dibatasi hanya bisa membeli maksimal 2 liter minyak goreng kemasan harga Rp 14 ribu per liternya.

"Saya tahu kalau di sini (supermarket Jatiwangi) ada jual minyak. Ya sudah saya datang tadi pagi-pagi jam 06.30 WIB, Alhamdulillah dapat jam 08.30 WIB," jelas Sinta.

Buyer supermarket tersebut, Mila Aryani, mengatakan setiap hari mereka menyediakan 100-200 karton minyak goreng.

Ia memastikan, tak ada kelangkaan minyak goreng seperti yang ramai dibicarakan masyarakat akhir-akhir ini.

"Sebenarnya bukan langka si, setiap hari kita sediakan 100 hingga 200 karton. Tapi itulah, ketika datang, habis lagi dalam waktu satu jam," katanya.

Agar tak ada konsumen yang nakal datang berkali-kali membeli minyak goreng, pihak supermarket melakukan penandaan. Setiap pembeli diminta mencelupkan jari kelingkingnya ke tinta, seperti saat pemilu. (Tribun Timur/Tribun Medan/Tribun Jabar/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas