Bergeser ke Mobile Banking, Benarkah Transaksi Gunakan ATM Segera Punah?
Seiring berkembangnya teknologi digital, masyarakat mulai menggunakan mobile banking karena dinilai lebih mudah dan praktis.
Editor: Hendra Gunawan
"Perlu kami sampaikan bahwa transaksi di ATM juga masih tinggi, walapun tren-nya menurun. BNI tetap mempertahankan kondisi ini sambil terus evaluasi efektifitas penggunaanya, ATM memiliki peran untuk membantu masyarakat dalam berbagai transaksi perbankan, yang kebutuhannya juga masih cukup tinggi di dearah-daerah," ujar Corporate Secretary Mucharom melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Minggu (20/2/2022).
Sementara, dalam meningkatkan kualitas layanan ATM, perseroan tahun ini berencana mengganti mesin ATM yang tidak didukung dengan teknologi chip Europay, Mastercard, Visa (EMV), di mana itu menjadi standar global untuk transaksi kredit dan debit berbasis chip.
"Sejak Oktober 2021 sampai Januari 2022, BNI telah migrasi 3.359 mesin ATM non EMV ke mesin cash recycling machine (CRM). Melalui CRM, nasabah bisa mengakses layanan setor tunai, tarik tunai, transfer serta pembayaran, dengan total mesin ATM BNI pada 2021 sebanyak 16.392," kata Mucharom.
Di sisi lain, dia menambahkan, BNI merupakan satu di antara pionir digital banking yang memiliki rencana pengembangan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
"Transaksi digital juga menjadi salah satu fokus yang akan terus kami dorong. Kami memiliki product champion, yakni BNI mobile banking dengan berbagai keandalan yang mampu mengakomodir kebutuhan transaksi, sekaligus investasi dan permohonan kredit nasabah," pungkasnya.
Bank Mandiri Belum Berencana Kurangi Jumlah ATM
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tidak berencana mengurangi jumlah mesin ATM/CRM tahun depan. Direktur Jaringan & Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto beralasan, bank akan melakukan peremajaan ATM dan optimalisasi layanan.
"Salah satunya, dengan merelokasi sebaran ATM/CRM Bank Mandiri ke titik lokasi yang lebih mudah dijangkau nasabah dan masyarakat," terang Aquarius.
Saat ini, keberadaan ATM/CRM masih menjadi salah satu preferensi nasabah untuk memenuhi kebutuhan transaksi harian. Sehingga untuk tahun depan, potensi transaksi di ATM/CRM masih bisa dipertahankan terutama untuk transaksi tunai seperti setor dan tarik.
Namun demikian dengan adanya pergeseran pola transaksi menjadi digital, Bank Mandiri secara aktif turut mendorong nasabah untuk melakukan transaksi nontunai melalui Livin’ by Mandiri dan QRIS.
Hingga semester II 2021, Aquarius bilang transaksi ATM Bank Mandiri cenderung stabil dan didominasi transaksi tarik dan setor tunai. Namun, ia tidak mengungkapkan berapa besar nilai transaksi di mesin ATM.
Tak berbeda jauh, transaksi ATM PT Bank CIMB Niaga Tbk juga turun 13% yoy. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, penurunan tersebut karena nasabah lebih suka menggunakan layanan digital, terutama OctoMobile.
"Jumlah ATM kami juga selaras dengan minat dan kebutuhan nasabah. Jadi kami pantau saja, jika terus turun kama kami tetap lakukan rasionalisasi dengan relokasi ATM dan mungkin saja pengurangan," ungkap Lani.
Di tengah penurunan itu, bank komersil ini telah siapkan strategi tingkat transaksi nasabah. Salah satunya, dengan melakukan promosi dan edukasi bahwa transaksi melalui layanan digital dinilai lebih aman, sehat dan bisa kapanpun. (Tribunnews.com/Kontan)