Dampak Naiknya Harga Kedelai: Pengusaha Tahu dan Tempe Rumahkan Pekerja hingga Mogok Produksi
Melonjaknya harga kedelai telah berdampak kepada pengusaha tahu dan tempe. Mereka berencana akan merumahkan pekerja hingga menggelar mogok produksi.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Inza Maliana
“Dan ini sangat luar biasa karena kalau kita total, kebutuhan produksi nasional 250 ribu ton per bulan.” ujarnya.
Ketika ditanya soal masalah utama yang dialami pengusaha tahu dan tempe, Sutaryo mengungkapkan bahwa fluktuasi harga menjadi masalah utama.
“Yang tidak nyaman untuk pengrajin tempe dan tahu adalah fluktuasi harga yang tiap hari naik,” jelasnya.
Rumahkan Pekerja
Melonjaknya harga kedelai membuat pengusaha tempe di Kota Padang, Sumatera Barat terpaksa merumahkan beberapa pekerja.
Selain itu, para pengusaha tempe di Kota Padang juga akan mengurangi jumlah produksinya karena khawatir apabila ukuran tempe buatanya diperkecil atau harga dinaikan maka akan tidak laku.
Dikutip dari Kompas TV, diketahui pengusaha tempe di Kota Padang biasanya menghabiskan 8 karung kedelai tetapi saat ini hanya dapat memproduksi tiga karung kedelai.
Pengurangan pekerja juga dilakukan pengusaha tahu di Kota Bengkulu.
Baca juga: Dilema Penjual Gorengan, Saat Harga Minyak Goreng dan Kedelai Naik Hampir Bersamaan
Salah satu pengusaha tahu di Kota Bengkulu, Fakih Mustofa mengaku terpaksa merumahkan sebagian pekerja.
Selain itu, dirinya juga terpaksa harus mengurangi jumlah produksi hingga memperkecil ukuran tahu agar bisa bertahan.
Apabila harga kedelai terus melonjak, Faqih mengaku pasrah dan berhenti beroperasi alias gulung tikar.
“Bisanya memperkecil ukuran, kalau pembelinya kurang ya tetap mengurangi produksi juga.”
“Mungkin kalau naik terus ya gak bisa lagi (gulung tikar),” ujar Fakih.
Selain pengusaha tempe dan tahu, kenaikan harga kedelai juga dikeluhkan pengusaha keripik tempe di Semarang, Jawa Tengah.