IHSG Kamis Akan Pecahkan Rekor Lagi? Berikut Prediksi Analis
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto melihat pergerakan IHSG hari ini mengalami penguatan yang solid mendekati level all time high.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang perdagangan Rabu (23/2/2022) mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
IHSG mencapai kenaikan 58,06 poin atau 0,85% ke posisi 6.920,05.
Ini penjadi rekor kedua sepanjang masa di pekan ini, pada Senin (21/2/2022) rekor terjadi ketika IHSG tembus 6.902.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto melihat pergerakan IHSG hari ini mengalami penguatan yang solid mendekati level all time high.
Adapun tren yang terjadi saat ini ditopang dengan capital inflow yang cukup agresif.
Baca juga: Dua Kali Rekor Sepanjang Masa Dalam Tiga Hari Ini, IHSG Mantap di 6.920
"Tentunya sangat positif ditunjukkan oleh investor asing, karena sudah lama Indonesia tidak mengalami capital inflow yang masif.
Salah satu faktor utama yang membuat IHSG menarik di mata asing yaitu harga komoditas yang tinggi. Ini menjadi sumber kekuatan utama ekonomi Indonesia," kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Rabu (23/2).
Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan membenarkan bahwa penguatan IHSG hari ini ditopang oleh aksi beli bersih asing yang mencapai Rp 966 miliar.
Kenaikan IHSG terjadi meski ada sentimen negatif seperti isu geopolitik Rusia-Ukraina serta kebijakan suku bunga acuan The Fed pada bulan depan.
Ivan memperkirakan IHSG pada perdagangan Kamis (24/2) akan menguat secara terbatas dengan rentang level support 6.880 dan resistance 6.950. Aksi beli oleh asing masih menjadi faktor yang diperkirakan membuat IHSG kembali menguat.
Baca juga: IHSG Ditutup Dengan Rekor Terbaru Naik ke 6.902, Investor Asing Catat Net Buy Rp 608,53 Miliar
Di samping faktor geopolitik, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan melihat pelonggaran restriksi kegiatan masyarakat di sejumlah negara bagian Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara di Eropa mendasari pandangan bawa puncak gelombang penularan Covid-19 di awal tahun ini sudah terlewati.
Di Indonesia sendiri terdapat kecenderungan penurunan kasus baru harian, setelah terjadi penambahan tertinggi pada pertengahan bulan Februari.
"Hal ini menjadi salah satu pemicu akumulasi beli pada saham-saham bluechip. Selain itu, IHSG juga ditopang penguatan harga saham-saham komoditas, terutama produsen coal dan CPO," kata Valdy.
Valdy memperkirakan IHSG pada perdagangan besok akan kembali menguat dan menguji level 6.930-6.950, yang ditopang ekspektasi berlanjutnya akumulasi beli investor asing. Terutama pada saham-saham bluechip.
Baca juga: IHSG Cetak Rekor Sepanjang Masa, Naik ke 6.892, Investor Asing Lakukan Beli Bersih Rp 792 Miliar
Sementara itu, Pandhu memandang lebih optimistis. Menurutnya, IHSG besok bersiap untuk menembus level all time high, yang berpotensi menguji level 7.000. Terlebih, sentimen dari bursa luar saat ini cukup positif, yang mana rata-rata mengalami rebound setelah terkoreksi cukup dalam selama sepekan terakhir.
"Capital inflow masih terus berlanjut, minimal hingga akhir bulan Februari ini berbarengan dengan jatuh tempo rebalancing dari MSCI. Diperkirakan Indonesia mendapat peningkatan bobot, berkat harga komoditas yang tinggi," ujar Pandhu.
Dia menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham di sektor komoditas CPO dan batubara. Kemudian secara teknikal, Pandhu melihat sejumlah saham yang menarik untuk perdagangan Kamis (24/2), yakni ADRO, SSMS dan INKP.
Sedangkan Ivan menjagokan saham-saham bersinggungan langsung dengan komoditas minyak mentah seperti MEDC dan ELSA. Lalu saham komoditas batubara, yaitu ADRO, PTBA dan INDY.
Tak jauh berbeda, Valdy juga turut menjagokan saham di sektor komoditas selain perbankan. Saham-saham yang menarik untuk dicermati investor meliputi ADRO, INDY, UNTR, BBCA, BBNI, SSMS dan LSIP. (Kontan/Ridwan Nanda Mulyana/Herlina Kartika Dewi)