Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pasca Kecelakaan Maut Bus Harapan Jaya, PT KAI Pasang Patok Besi Persempit Perlintasan Tanpa Penjaga

Sebelum kecelakaan maut ini terjadi, perlintasan di Desa Ketanon masih bisa dilewati kendaraan besar seperti bus dengan panjang 12 meter.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Pasca Kecelakaan Maut Bus Harapan Jaya, PT KAI Pasang Patok Besi Persempit Perlintasan Tanpa Penjaga
Tribun Jatim/David Yohanes
Oetugas lapangan PT KAI memasang patok-patok besi untuk mempersempit akses kendaraan roda empat yang melintas di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Senin (28/2/2022) pasca kecelakaan maut bus Harapan Jaya yang ditabrak kereta Rapih Dhoho, sehari sebelumnya. 

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero langsung memasang patok besi dari potongan rel bekas di perlintasan sebidang tanpa penjaga sehari pasca peristiwa kecelakaan maut bus Harapan Jawa versus Kereta Api Rapih Dhoho di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Senin (28/2/2022)

Dari pantauan di lokasi, beberapa petugas lapangan PT KAI memasang patok-patok tersebut untuk mempersempit akses kendaraan roda empat yang melintas.

Sebelum kecelakaan maut ini terjadi, perlintasan di Desa Ketanon masih bisa dilewati kendaraan besar seperti bus dengan panjang 12 meter.

Petugas memasang patok-patok tersebut di tengah lalu lalang warga yang melintas.

Dengan dipasangnya patok pembatas ini, maka kendaraan besar seperti truk dan bus tidak bisa lagi lewat.

Lebar jalan hanya disisakan 2,5 meter, sehingga hanya kendaraan kecil berukuran MPV atau minibus saja yang masih bisa lewat.

"Kami hanya menyesuaikan di ujung jalan sana, karena pembatasan tonasenya 3 ton. Jadi nanti kendaraan besar tidak bisa lagi melintas," ujar petugas lapangan yang sedang memasang besi di tepi jalan.

Baca juga: Roda Patah, Evakuasi Bus Harapan Jaya Makan Waktu 12 Jam, Mesin Jatuh Nancap ke Tanah

Berita Rekomendasi

Manajer Humas PT KAI Daops 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko mengatakan perlintasan kereta api kurang dari 2 meter direkomendasikan untuk ditutup.

Namun perlintasan tempat kejadian ini terdata resmi dan lebarnya juga lebih dari dua meter. Karena itu perlintasan ini perlu dipikirkan pengamannya.

"Bagaimana perjalanan kereta api aman, warga juga selamat," terang Ixfan.

Baca juga: Suara Tabrakan Harapan Jaya Vs KA Rapih Dhoho Seperti Ledakan, Bus Berputar Hantam Gerbong

Ixfan menegaskan, pengamanan perlintasan kereta api bukan tanggung jawab PT KAI. Dia beralasan, pengamanan perlintasan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Dia menyatakan, PT KAI hanya sebatas operator transportasi, seperti halnya perusahaan otobus (PO).

"Seperti bus misalnya, yang memasang tanda kejut di jalan, yang memasang rambu di jalan semuanya pemerintah. Bukan PO," paparnya.

Baca juga: Fakta-Fakta Kecelakaan Maut Bus Harapan Jaya Tertabrak KA Dhoho di Tulungagung

Karena itu dengan kejadian ini, Ixfan berharap ada peran aktif dari pemerintah daerah setempat. Ia mencontohkan Pemkot Blitar yang mengusulkan lima pos penjagaan di lima perlintasan tanpa palang pintu ke pemerintah pusat.

Pemkot Blitar mau menyediakan petugas jaga, sementara sarana di sediakan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub.

"Jadi masyarakat jangan hanya tahunya PT KAI saja, ada tanggung jawan pemerintah daerah. Kalau jalannya ditutup, keretanya yang dilempar, diganjal," ucap Ixfan.

Saat ini ada lebih dari 10 perlintasan tanpa palang pintu di Tulungagung. PT KAI telah menutup belasan jalan tikus yang melintasi rel kereta api.

Namun Ixfan mengingatkan risiko munculnya jalan-jalan tikus baru yang dibuat warga. Jalan tikus baru biasanya muncul karena adanya permukiman baru, seperti perumahan.

"Munculnya jalur tikus baru harus diantisipasi. Aparat desa setempat harus proaktif, jangan biarkan muncul jalur tanpa izin," kata dia.

Roda Bus Patah Sulitkan Evakuasi

Petugas akhirnya bisa mengevakuasi bangkai bus Harapan Jaya dari lokasi kecelakaan di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, setelah 12 jam lamanya berjuang.

Pemindahan badan bus Harapan Jaya dari lokasi kecelakaan bisa dilakukan pada Minggu (27/2/2022) malam. Polisi harus mengerahkan dua ekskavator berukuran besar untuk menarik badan bus sepanjang 12 meter ini.

Sebelumnya Satlantas Polres Tulungagung mengerahkan 3 derek, termasuk derek ukuran besar. Namun semuanya gagal menggeser badan bus dari lokasinya.

Truk derek menarik bangkai bus Harapan Jaya setelah 12 jam lamanya dilakukan evakuasi di lokasi kecelakaan di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (27/2/2022).
Truk derek menarik bangkai bus Harapan Jaya setelah 12 jam lamanya dilakukan evakuasi di lokasi kecelakaan di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (27/2/2022). (Tribun Jatim/David Yohanes)

"Ada dua derek kami datangkan dari Kediri, satu dari Tulungagung. Semuanya gagal mengevakuasi bus," terang Kanit Gakkum Satlantas Polres Tulungagung, Iptu Diyon Fitriyanto, Minggu malam.

Alat berat tiba sekitar 18.19 WIB. Proses evakuasi selesai pada pukul 18.40 WIB.

Diyon mengatakan, evakuasi ini terbilang sangat sulit karena mesin di bagian belakang jatuh dan menancap ke tanah.

"Mesin yang menancap ke tanah membuat bus sulit ditarik. Apalagi posisinya sempit, sulit bermanuver," sambung Diyon.

Posisi badan bus melintang di antara rel kereta api dan rumah warga. Apalagi roda bus juga patah juga turut menghambat evakuasi.

Kondisi bus Harapan Jaya sesaat setelah tertabrak kereta Raph Dhohio di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung Minggu pagi (27/2/2022) pukul 05.10 WIB.
Kondisi bus Harapan Jaya sesaat setelah tertabrak kereta Raph Dhohio di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung Minggu pagi (27/2/2022) pukul 05.10 WIB. (Tribun Jatim/David Johanes)

Untuk memudahkan evakuasi, salah satu awak ekskavator masuk ke ruang kemudi bus untuk memutar setir. "Roda bus menghalangi manuver ke kiri, sehingga sulit ditarik," ucap Diyon.

Namun akhirnya hanya dengan satu ekskavator bus bisa ditarik dari posisinya. Badan bis selanjutnya ditarik truk derek dengan pengawalan mobil polisi.

Bus yang hancur pada bagian depan dan belakang bodi berhasil ditarik pelan menyusuri Jalan Pahlawan,Tulungagung, hingga menimbulkan kemacetan.

"Jadi total kendaraan ini 12 jam sejak kejadian baru bisa dievakuasi," ujar Diyon.

Kondisi lokomotif KA Rapih Dhoho ringsek usai menghantam badan bus Harapan Jaya di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung Minggu pagi (27/2/2022) pukul 05.10 WIB.  (Istimewa)

Menyikapi kejadian ini, para pemangku kepentingan akan menggelar Forum Group Discussion (FGD).

Selain Satlantas Polres Tulungagung, FGD akan dihadiri Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, PT KAI dan Organda.

FGD akan merumuskan langka selanjutnya.

Kecelakaan bus Harapan Jaya AG 7679 US dengan Kereta Api Rapih Dhoho relasi Blitar-Surabaya terjadi di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru.

Saat itu ada iring-iringan 3 bus yang membawa 128 karyawan sebuah pabrik plastik.

Bus pertama berhasil melintasi rel kereta dari arah barat ke timur. Saat bus kedua melintas, di saat bersamaan melaju kereta api dari arah selatan.

Bagian belakang kanan bus tertabrak hingga ringsek. Bus terpental dan berputar hingga posisinya menghadap ke barat.

Bagian kepalanya lalu membentur gerbong pertama dan kedua, sehingga bagian depan kereta juga rusak parah. Empat orang meninggal dunia di lokasi kejadian, satu meninggal dunia saat menjalani perawatan.

Sementara 14 orang terluka, dua di antaranya luka parah dan dirawat di Red Zone (zona kritis) IGD RSUD dr Iskak Tulungagung.

Satu di antara yang terluka parah adalah bocah perempuan 3 tahun, yang mengalami patah kedua kakinya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas