IHSG Bisa Menguat Pekan Ini Jelang Perubahan Kebijakan Bank Sentral AS
Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, pelaku pasar akan memperhatikan potensi perubahan kebijakan Bank Sentral Amerika
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, pelaku pasar akan memperhatikan potensi perubahan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pertengahan bulan ini.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati kasus Covid 19 dalam negeri mulai turun, terutama di Jakarta, sehingga kedua hal tersebut bisa mendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
"IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.758 hingga 6.822 dan resistance di level 6.904 sampai 6.929," ujar dia melalui risetnya, ditulis Selasa (1/3/2022).
Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Bergerak di Kisaran 6.811-6.954, Tujuh Saham Ini Layak Dicermati
Sementara itu, menurut Hans, pasar keuangan global terlihat tidak terlalu kawatir perang Rusia Ukraina berlangsung lama dan melebar ke Eropa Timur.
"NATO nampaknya tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina, sehingga potensi perang dunia ke-3 sangat kecil. Melihat kecepatan serangan Rusia nampaknya perang tidak akan lama, dan kedua negara akan segera masuk ke meja perundingan," katanya.
Baca juga: Investor Asing Caplok Saham di BEI Rp 1,58 Triliun, IHSG Terkerek 0,48 Persen ke 6.921
Sebelumnya, dia menambahkan, pasar mendapat sentimen positif pada hari Jumat akhir pekan lalu, setelah Kremlin mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap mengirim delegasi ke ibu kota Belarusia Minsk untuk negosiasi dengan Ukraina.
"Menurut pejabat Ukraina, saat ini pasukan Rusia sudah mendekati ibu kota Kyiv. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan ibu kota Ukraina, Kyiv telah dilanda serangan roket Rusia yang mengerikan," pungkas Hans.