Potensi Energi Listrik Tenaga Air Sebesar 95 Gigawatt, Pemerintah Diminta Lebih Optimalkan
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berlimpah.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berlimpah.
Contoh sumber EBT tersebut berasal dari tenaga surya, angin, panas bumi, hingga air.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, untuk EBT yang bersumber dari air, potensi di Indonesia dinilai cukup besar.
Berdasarkan catatannya, potensi energi yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air ataupun Mikrohidro (PLTA/MH) mampu mencapai 95 gigawatt (GW).
Baca juga: Pengamat Energi Sebut Menaikkan Harga BBM Pertamax Cs Sudah Tepat
Namun sampai dengan sejauh ini, yang dapat dimanfaatkan baru 6,4 GW.
“Potensi yang sangat besar ini harusnya bisa dioptimalkan. Apalagi PLTA ini merupakan EBT yang bisa menjadi peaker atau mampu menjaga beban puncak jika dibandingkan dengan EBT yang lain seperti PLTS, PLTB yang masih bersifat intermitten,” ucap Mamit kepada Tribunnews, Jumat (4/3/2022).
“Sama seperti panas bumi dan nuklir yang mampu menanggung beban besar. PLTA juga merupakan pembangkit yang benar-benar zero emision karena tidak memerlukan backup sumber energi lain yang berasal dari fosil,” sambungnya.
Baca juga: Genjot Bauran Energi, Diperlukan Dukungan PLN dan Semua Pihak
Terkait apakah nilai investasi PLTA bisa lebih murah dibandingkan yang lain, Mamit menyebutkan bahwa sangat mungkin sekali terjadi.
Hal tersebut karena teknologi PLTA semakin berkembang sehingga bisa menjadi lebih murah lagi.
Sebagai informasi, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong dan mengakselerasi penggunaan EBT di Tanah Air.
Target bauran EBT nasional pada tahun 2025 dipatok sebesar 23 persen.
Jika dirinci, angka bauran energi nasional terdiri dari EBT sebesar 23 persen, gas bumi sebesar 22 persen, minyak bumi sebesar 25 persen, dan batubara sebesar 30 persen.
“Investasi memang masih tinggi, tapi PLTA usianya juga akan lebih panjang,” papar Mamit.
“PLTA juga bisa menjadi konservasi sumber daya air kita serta memberikan manfaat lain yang cukup banyak. Multiplier effect-nya besar,” pungkasnya.