Jurus Baru Mendag Atasi Kelangkaan Stok Minyak Goreng, Naikkan DMO Jadi 30 Persen
Pertimbangannya masih terjadi banyak kekurangan minyak goreng di pasar-pasar dan distribusinya masih belum sempurna.
Editor: Muhammad Zulfikar
![Jurus Baru Mendag Atasi Kelangkaan Stok Minyak Goreng, Naikkan DMO Jadi 30 Persen](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mengantri-operasi-pasar-minyak-goreng-tangsel_20220210_125443.jpg)
Selain itu, tersendatnya distribusi minyak goreng ke pasar juga diakibatkan adanya penjualan ke industri.
"Per kemaren DMO (domestic market obligation) sudah 415 juta hanya 20 hari, barangnya melimpah. Sehingga kita tanya barang dimana? Jadi ada dua dugaan, bocor untuk industri dengan harga tidak sesuai pemerintah dan yang kedua penyelundupan, ini akan saya berantas. Jadi distribusi ada yang menimbun dan ada yang menyelundup ke luar negeri," paparnya.
Baca juga: Kasus Penipuan Jual Beli Minyak Goreng di Bandung, Wanita Ini Raup Rp 1 Miliar, Uang Habis Dipakai
Pedagang Tak Temukan Minyak Goreng Murah di Pasar
Harga minyak goreng di Indonesia masih belum merata hingga saat ini. Padahal pemerintah sudah memberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng pada 1 Februari 2022.
Rincian HET minyak goreng tersebut yaitu minyak goreng curah sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.
Salah satu pedagang sembako di Palmerah Kemanggisan, Jakarta Dini, mengaku masih menjual minyak goreng curah dengan harga yang lama yaitu Rp 18.000 per liter.
Hal itu dia lakukan lantaran ia masih mendapatkan harga yang mahal dari agen sehingga dia enggan untuk merugi.
Baca juga: Pastikan Stok Dalam Negeri Aman, DMO Minyak Goreng Naik Jadi 30 Persen Mulai Besok
"Saya dapat dari agen harganya Rp 16.500 per liter jasi saya jual di Rp 18.000 per liter. Masa saya jual di harga Rp 13.500, kan rugi," ujarnya saat dijumpai Kompas.com, Senin (7/3/2022).
Dini mengatakan belum pernah sama sekali mendapatkan minyak goreng yang murah dari agen sejak HET baru diberlakukan.
"Enggak ada tuh minyak goreng murah yang saya dapat. Pas saya tanya agen kenapa masih harganya mahal, agennya bilang ya karena dari pemerintahnya juga yang mahal," ungkap Dini.
Sementara itu Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, penyebab mengapa harga minyak goreng belum merata adalah karena masih menemukan oknum-oknum nakal dalam pendistribusian minyak goreng.
"Ternyata ada yang main-main dalam distribusi minyak goreng untuk sampai ke masyarakat. Jadi momentum yang saat ini sedang bagus, harga udah dimurahin tapi masih saja ada oknum-oknum yang nakal," ujar Oke.
Oke mengatakan produk minyak goreng harus melalui banyak proses sebelum sampai ke tangan masyarakat. Di tengah proses tersebut, ada oknum-oknum yang mempermainkan harga.
"Belum sampai ke ujung, tapi Harga Eceran Tertingginya (HET) udah dimainin. Bukan ditimbun," kata Oke.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pemerintah bersama Kepala Dinas Daerah akan memasok minyak goreng langsung ke para pedagang di pasar tradisional.
"Operasi pasar dilakukan enggak ke konsumen tapi langsung ke padagang, agar menghindari terhambatnya distribusi itu, sambil diberesin juga jalur aliran distribusinya," kata Oke.
Sumber: Kontan