Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Agresi Militer Rusia ke Ukraina Picu Bursa Global Rontok Tapi IHSG Malah 'Kinclong', Kok Bisa?

Target IHSG berdasarkan asumsi pertumbuhan laba bersih sebesar 18 persen yoy untuk tahun 2022 dan 10 persen yoy untuk tahun 2023.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Agresi Militer Rusia ke Ukraina Picu Bursa Global Rontok Tapi IHSG Malah 'Kinclong', Kok Bisa?
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 2022 dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. IHSG ditutup naik 1,27 persen atau 83,83 poin menjadi 6.665,31 pada sesi II. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agresi militer pasukan Rusia ke Ukraina telah memasuki pekan kedua.

Gara-gara tindakan yang menyebabkan peperangan di Ukraina tersebut harga komoditas dunia secara signifikan mengingat Rusia adalah produsen komoditas-komoditas utama seperti minyak, gas alam, nikel, gandum, dan minyak biji bunga matahari.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, batu bara, tembaga, dan palladium juga mencapai harga tertinggi sepanjang masa, dengan minyak dan nikel menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 10 tahun terakhir.

Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Menuat Tipis ke 6.869, Investor Asing Buru Saham ANTM, INCO dan ASII

Kondisi ini membuat para pelaku pasar mengkhawatirkan terjadinya potensi stagflasi yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Bahkan negara-negara perekonomian maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan zona Eropa, telah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak kuartal III 2021 lalu.

Demikian pula dengan kinerja bursa di Asia Pasifik, di mana sebagian besarnya terpuruk.

Namun hal itu tidak terjadi di Indonesia, kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) justru "kinclong" dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Berita Rekomendasi

“Tetapi Indonesia justru akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga batu bara, nikel, dan CPO, mengingat terdapat potensi peningkatan capital inflow.

Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Turun Tipis ke 6.868, Investor Asing Catat Beli Bersih Saham Rp 521,39 Miliar

Di sisi lain, kebijakan pengetatan dari Federal Reserve (The Fed) yang tidak terlalu agresif mulai bulan ini tidak akan terlalu berdampak pada terjadinya capital outflow.

Hal ini karena kinerja fundamental makroekonomi Indonesia yang cenderung solid,” ujar Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam Mirae Asset Media Day, Kamis (10/3/2022).

Nafan mengatakan, data makroekonomi Indonesia menunjukkan, tingkat inflasi di tanah air masih terkendali, surplusnya kinerja neraca perdagangan, neraca pembayaran, maupun transaksi berjalan, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun ini secara umum masih cenderung membentuk pola V-shape.

Dia memprediksi, pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal I 2022 akan berada pada 4,87 persen, sementara untuk outlook pertumbuhan ekonomi 2022 diproyeksikan berada pada 5 persen.

Baca juga: Dibuka, IHSG Melemah ke 6.912, Investor Asing Lego Saham BBCA, BBRI dan ITMG

Sedangkan inflasi tahunan Indonesia tercatat 2,06 persen (yoy). Selama bulan Februari, IHSG terus memecahkan rekor tertinggi terbaru, dengan net buy asing di bulan Februari tercatat sebesar Rp 16,1 triliun, dan IHSG berhasil menguat 3,9 persen MoM.

“Walaupun angka Covid-19 sempat mencapai puncak pada pertengahan Februari, namun tidak menghalangi investor asing untuk terus memburu saham-saham di bursa Indonesia, terutama saham perbankan,” tambah Nafan.

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan momentum penaikan IHSG akan terus berlanjut di bulan Maret 2022.

Di tengah memanasnya situasi geopolitik di kawasan Eropa Timur dan rencana penaikan suku bunga The Fed, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan IHSG akan mampu menembus level 7.000.

“Penguatan IHSG akan ditopang lonjakan harga komoditas sebagai imbas sanksi yang diterima Rusia dan musim laporan keuangan tahun 2021 yang akan mencapai puncaknya pada bulan ini.

Untuk bulan Maret, kami mempertahankan rekomendasi kami di 2 sektor, yaitu perbankan dan pertambangan batu bara,” ujar Martha.

Adapun dua sektor lainnya, yang dapat dicermati investor yakni pertambangan logam dan perkebunan. Sementara rekomendasi saham untuk Maret 2022 yakni, BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ITMG, PTBA, ADRO, ADMR, ANTM, INCO, AALI dan LSIP.

Baca juga: Kinerja Mentereng, IHSG Diprediksi Bakal Tembus 7.400 Pada Akhir Tahun

“Penguatan harga komoditas terutama batu bara, nikel dan CPO membuat sahamnya menarik untuk dicermati, karena menjanjikan kinerja yang bagus di kuartal pertama tahun ini.

Sementara saham perbankan akan tetap menjadi penopang IHSG, didukung ekspektasi penyaluran kredit serta raihan laba yang tetap bertumbuh di tahun ini,” tambah Martha.

Di tahun 2021, IHSG berhasil menguat 10 persen year-on-year (yoy) dan ditutup di level 6.581.

Berdasarkan Research Report Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang dipublikasikan pada Desember 2021, target IHSG di akhir tahun 2022 di level 7.600. Ini artinya ada potensi penaikan 15,5 persen secara tahunan.

Target IHSG berdasarkan asumsi pertumbuhan laba bersih sebesar 18 persen yoy untuk tahun 2022 dan 10 persen yoy untuk tahun 2023.

Bursa Asia melemah pada perdagangan Jumat (11/3) pagi. Pukul 08.22 WIB, indeks Nikkei 225 turun 470,87 poin atau 1,83% ke 25.219,53, Hang Seng turun 430,23 poin atau 2,06% ke 20.460,03, Taiex turun 92,37 poin atau 0,53% ke 17.340,83, Kospi turun 25,36 poin atau 0,95% ke 2.654,96, ASX 200 turun 44,94 poin atau 0,63% ke 7.085,90, Straits Times turun 18,44 poin atau 0,57% ke 3.222,55 dan FTSE Malaysia turun 7,24 poin atau 0,46% ke 1.573,29.

Bursa Asia melemah menyusul penurunan Wall Street karena kenaikan angka inflasi AS ke level tertinggi dalam 40 tahun mendorong imbal hasil obligasi AS lebih tinggi dan meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih curam.

Bursa Asia Pasifik Jatuh

Mengutip Bloomberg, saham di Jepang dan Australia turun, dan bursa Hong Kong juga dibuka lebih lemah.

Perdagangan saham di China dan AS terpukul, dengan Nasdaq Golden Dragon China Index jatuh 10% pada Kamis, penurunan terbesar sejak Oktober 2008.

Bukti terbaru dari tekanan inflasi ini menghentyikan reli saham yang masih baru di pasar global karena harapan kemajuan dalam pembicaraan antara Rusia dan Ukraina memudar.

Data tersebut menambah kekhawatiran investor tentang ekonomi global dari lonjakan yang didorong konflik di pasar komoditas.

"Risiko terbesar adalah inflasi," kata Fiona Cincotta, analis senior City Index seperti dikutip Bloomberg.

"Meskipun bank sentral akan mencoba dan terburu-buru untuk melewati pengetatan sebanyak mungkin di paruh pertama tahun ini, saya pikir melihat lebih jauh, mereka akan berjuang jika pertumbuhan benar-benar mulai terpukul." (Kompas.com/Kiki Safitri/Kontan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas