Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bursa China Anjlok oleh Panic Selling Pada Saham Teknologi

Para investor saham teknologi secara serentak menjual asetnya pada bursa saham China.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Bursa China Anjlok oleh Panic Selling Pada Saham Teknologi
IST
Indeks Hang Seng 

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG – Para investor di China melakukan aksi jual massal di lantai bursa karena khawatir akan resiko sanksi yang diberikan AS dan sekutunya akibat kedekatan Presiden China Xi Jinping dengan Rusia.

Terpantau sejak Senin (14/3/2022) para investor saham, khususnya investor saham teknologi secara serentak menjual asetnya pada bursa saham China.

Akibat dari aksi tersebut, Indeks Hang Seng Tech merosot hingga 8,1 persen selama perdagangan Selasa (15/3/2022), berdasarkan data Straits Times posisi tersebut merupakan level terendah sejak Februari 2016.

Tercatat saham Alibaba terperosok jatuh ke angka 11,93 persen, sementara JD.com terjun ke 10,06 persen, hal serupa juga terlihat pada saham NetEase yang turun drastis hingga 7,68 persen.

Tak hanya itu saham produsen kendaraan listrik Nio juga ikut ambles 12,8 persen.

Anjloknya bursa saham ini di prediksi mulai muncul, setelah adanya isu yang menyebutkan bahwa pemerintah China telah menerima permintaan Putin untuk membantu militernya dalam perang di Ukraina.

Baca juga: China Dikabarkan Sumbang Dana untuk Militer dan Keuangan Rusia

Berita Rekomendasi

Hal inilah yang kemudian membuat para investor khawatir jika nantinya AS dan sekutunya akan memberikan sanksi berat pada investor China, hingga dapat melumpuhkan perekonomian negeri tirai bambu tersebut.

Baca juga: Amerika Serikat Ingatkan China Untuk Tidak Bantu Rusia

Bahkan adanya isu ini juga telah membuat perusahaan ride-hailing Didi Global menangguhkan rencananya untuk listing di Hong Kong. Tak hanya itu penjualan pada saham indeks Shanghai komposit juga terpantau turun menjadi 4,95 persen,.

Sementara pada saham di wilayah Shenzhen ambles sekitar 4,363 persen. Adanya penurunan saham secara masal juga telah mengaburkan prospek pendapatan dan pertumbuhan ekonomi Beijing di tahun 2022.

Baca juga: Putin Izinkan Maskapai Rusia Terbangkan Pesawat Milik Asing di Rute Domestik

"Pada tahap ini, kami masih melihat ruang teknologi sebagai sangat rentan, Sangat sulit untuk mengevaluasi profil risiko pada tahap ini." tutup Ms Jun Li, kepala platform investasi China, Power Pacific Investment Management.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas