Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertumbuhan KPR yang Masih Tinggi Dorong Pertumbuhan Penjualan Properti LPKR

Pertumbuhan minat terhadap fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari pembeli diprediksi menjadi salah satu faktor pendorong penjualan properti LPKR

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pertumbuhan KPR yang Masih Tinggi Dorong Pertumbuhan Penjualan Properti LPKR
ist
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) John Riady 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan minat terhadap fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari pembeli diprediksi menjadi salah satu faktor pendorong penjualan properti PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) di tahun 2022.

Ciptadana Sekuritas Asia dalam laporan bertajuk "Market Outlook 2022: Property Sector" menyebutkan kinerja sektor properti diprediksi bertumbuh di tahun 2022, salah satunya LPKR.

"Pasar properti kembali bangkit di tahun 2022 sehingga kami memandang overweight terhadap sektor properti. Salah satu emiten properti yang akan menunjukkan penjualan yang solid ialah LPKR," papar Ciptadana Sekuritas Asia dalam risetnya seperti dikutip, Selasa (15/3/2022).

Ciptadana Sekuritas Asia juga menyebutkan bahwa rendahnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di level 3,5% membuat suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) tetap rendah dan diperkirakan akan meningkatkan permintaan properti residensial pada tahun 2022.

Baca juga: PPN DTP Picu Pemulihan Industri Properti

Di saat yang sama, BI juga memperpanjang insentif uang muka (DP) 0% dan pemberian kredit atau pembiayaan properti dengan rasio loan to value (LTV) hingga 100% sampai dengan tanggal 31 Desember 2022.

"Rendahnya suku bunga ini membuat permintaan KPR meningkat. Mayoritas konsumen properti atau sekitar 75% menggunakan KPR untuk pembelian. Kami yakin bunga hipotek yang rendah akan terus mendorong permintaan properti residensial pada tahun 2022," jelas Ciptadana Sekuritas Asia.

Berita Rekomendasi

CEO LPKR John Riady juga menyatakan bahwa Pemerintah telah mengeluarkan banyak regulasi maupun insentif untuk mendorong kemajuan industri properti yang merupakan salah satu lokomotif ekonomi nasional, antara lain perpanjangan pemberlakuan stimulus pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga akhir September 2022 dan perpanjangan kebijakan uang muka 0% hingga akhir Desember 2022.

"Suku bunga kredit pemilikan hunian juga mengalami penurunan sehingga turut mendorong minat pembelian melalui KPR,” jelasnya.

Baca juga: Infrastuktur Berkembang, Properti di Bogor Mulai Dilirik Konsumen Luar Kota

Dari sisi pasar, John menambahkan bahwa stimulus Pemerintah untuk industri properti membuat konsumen lebih percaya diri untuk membeli properti.

“Industri properti memiliki prospek cerah untuk pertumbuhan berkesinambungan. Ke depan sektor properti masih sangat prospektif mengingat rasio kepemilikan rumah yang masih rendah di Indonesia. Di tahun 2022, LPKR sendiri menargetkan pra penjualan sebesar Rp5,2 triliun yang ditopang oleh peluncuran rumah tapak terjangkau, penetrasi pasar yang lebih dalam agar mencakup juga segmen nasabah dengan penghasilan lebih tinggi, dan kenaikan permintaan untuk unit apartemen siap huni," paparnya.

Seperti diketahui, pada tahun 2021, LPKR membukukan pra penjualan sebesar Rp4,96 triliun, yang mana sekitar 58% dari total pra penjualan tersebut memilih opsi KPR sebagai metode pembayaran, 22,5% membayar tunai, dan 19,3% membayar melalui cicilan.

Tingginya minat KPR tersebut selaras dengan komponen penjualan LPKR yang didominasi oleh penjualan rumah tapak di klaster Cendana di Lippo Village dan Waterfront Estates di Cikarang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas