Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ikatan Alumni Harvard: Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Sudah Tepat

Alumni Harvard harus jadi think tank dan bantu menghadapi tantangan ke depan, baik soal energi, emisi, ketersediaan hingga memastikan keamanan pangan

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ikatan Alumni Harvard: Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Sudah Tepat
Istimewa
President Harvard Club of Indonesia Melli Darsa 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - President Harvard Club of Indonesia Melli Darsa menuturkan transformasi Indonesia ke depan pascapandemi harus menjadi ekosistem pembangunan yang kuat secara ekonomi.

Menurutnya, strategi pemulihan pasca pandemi yang diambil pemerintah sudah tepat.

“Kita harus menjadi think tank yang membantu pemerintah untuk menghadapi tantangan ke depan, apakah itu soal energi, emisi, ketersediaan hingga memastikan keamanan pangan,” ucap Melli dalam Virtual Talkshow yang digelar oleh Ikatan Alumni Harvard di Indonesia, Jumat (18/3/2022).

Ia menegaskan Indonesia siap bangkit dari economic shock yang diakibatkan oleh Covid-19.

Melli menyatakan hasil dari upaya pemulihan sudah mulai terlihat dan dirasakan oleh pelaku bisnis dan masyarakat. 

Dalam diskusi tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah mengambil langkah-langkah berdasarkan struktur ekonomi dan tatanan sosial masyarakat Indonesia.

Baca juga: Menko Airlangga Salurkan Langsung BT-PKLWN di Sleman dan Apresiasi Penyaluran yang Tepat Sasaran

Berita Rekomendasi

Airlangga bertutur Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menjadi strategi pemerintah secara komprehensif mulai dari Jaring Pengaman Sosial, mendorong UMKM, penciptaan lapangan pekerjaan melalui reformasi struktural oleh Undang-Undang Cipta Kerja, hingga harmonisasi regulasi perpajakan.

Pemerintah pun telah mempersiapkan sejumlah instrumen antara lain anggaran negara, proteksi sosial untuk masyarakat yang paling rentan terhadap economic shock yang diakibatkan oleh pandemi, seperti pekerja harian dan pekerja informal. 

Pemerintah juga melakukan reformasi sejumlah regulasi yang akan menciptakan sebuah ekosistem yang lebih kondusif bagi pelaku usaha, baik itu UMKM hingga ke korporasi.

“Anggaran penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional mencapai Rp695,2 triliun pada tahun 2020. Pada tahun 2021, anggaran ini kami tingkatkan menjadi Rp744,77 triliun, dan tahun 2022 dibudgetkan Rp455,62 triliun,” jelas Airlangga lebih lanjut.

 
Airlangga menekankan, pendekatan penanganan COVID-19 yang diambil oleh Indonesia memang berbeda dengan negara lain.

“Sejak awal strategi kita tidak pernah menerapkan lock down ketat. Gas dan rem antara health interventions dengan ekonomi nasional prinsipnya harus seimbang. Karena Pemerintah telah mempertimbangkan struktur ekonomi dan tatanan sosial masyarakat Indonesia.”

“Jadi tidak bisa kita tiru-tiru saja apa yang dilakukan oleh negara lain. Dan terbukti, strategi ini tepat adanya karena kita bisa lihat sekarang ini ekonomi Indonesia mulai kembali ke level sebelum pandemi lebih cepat dibanding yang diperkirakan banyak orang,” papar Airlangga.

Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang merupakan alumni Harvard menyoroti soal tantangan perubahan iklim.

Ia menilai untuk penanganan perubahan iklim diperlukan realisasi komitmen pendanaan dari negara-negara maju sebagaimana yang telah disepakati dalam Paris Agreement dan COP26.

“Saya berpandangan generasi muda, utamanya Gen-Z memiliki political ownership yang kuat terhadap isu perubahan iklim ini, karena ini menyangkut masa depan dan kualitas hidup mereka nantinya,” kata Gita.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas