Cara Membedakan Pesawat Boeing 737-800 yang Jatuh di China dengan Boeing 737 Max
Boeing 737 Max memiliki sayap dengan bentuk menyerupai tanda '<' yang berguna untuk meningkatkan aliran udara di ujung sayapnya.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesawat Boeing 737 800 milik China Eastern Airlines yang jatuh dalam penerbangan dari kota Kunming ke Guangzhou, China, dengan membawa 132 penumpang Senin (21/3/2022) kemarin merupakan salah satu jenis pesawat berlorong tunggal yang populer di dunia.
Generasi penerusnya adalah Boeing 737 Max yang di Indonesia unitnya banyak digunakan oleh maskapai Lion Air.
Salah satu cara utama untuk membedakan pesawat ini dengan jenis Boeing 737 Max adalah dari bagian sayapnya.
Boeing 737 Max memiliki sayap dengan bentuk menyerupai tanda '<' yang berguna untuk meningkatkan aliran udara di ujung sayapnya.
Baca juga: Video Detik-detik Jatuhnya Pesawat Boeing 737 China Eastern, Menukik Tajam dengan Kecepatan Tinggi
Sedangkan model Boeing 737-800 memiliki sayap berbentuk 'L', dan sayapnya terlihat sangat besar, dibandingkan dengan badan dan ukuran sayap pesawat yang sebenarnya.
Panjang bentang sayap pesawat jenis ini mencapai 34,32 meter. Sedangkan panjang badan pesawat ini secara keseluruhan adalah 39,50 meter dengan tinggi 12,60 meter.
Model 737-800 memiliki ekor yang lebih 'datar' dengan pipa muffler APU.
Baca juga: Profil China Eastern Airlines, Maskapai yang Pesawatnya Jatuh dan Terbakar saat Angkut 132 Orang
Para insinyur Boeing berhasil mempertahankan model ekor 737 Max yang sangat ramping dan membuat ekornya nampak lebih runcing.
Dikutip dari situs Topflightsnow.com, Boeing 737-800 merupakan pendahulu dari Boeing 737 Max, dan menjadi salah satu pesawat populer di dunia karena banyak maskapai penerbangan yang menggunakan jenis pesawat ini.
Banyak maskapai penerbangan yang menyukai pesawat ini, karena Boeing 737-800 memiliki kapasitas yang bagus untuk pesawat dan berbadan ramping, sehingga banyak diandalkan oleh maskapai penerbangan.
Sebagian besar model Boeing 737-800 tidak menggunakan mesin Chevron seperti Boeing 737 Max, dan memiliki garis lurus sederhana di bagian belakang mesin.
Boeing 737-800 menggunakan mesin pesawat berjenis CFM International CFM56. Jenis mesin pesawat ini memiliki daya dorong 18.500 hingga 34.000 lbf.
Pada April 2010, lebih dari 5.000 pesawat jenis Boeing 737 telah menggunakan mesin turbofan CFM56.
Menurut layanan pelacakan penerbangan, Flighradar 24, pesawat Boeing 737 800 China Airlinews yang jatuh baru berusia 6 tahun alias masih cukup muda.