Pemerintah Dorong Produk Farmasi dengan TKDN Tinggi Melalui Business Matching
Kemenperin mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk farmasi semakin tinggi melalui Business Matching
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk farmasi semakin tinggi melalui Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 di Nusa Dua Bali, Selasa (22/3/2022) mengungkapkan, pihaknya menargetkan nilai capaian penggunaan produk dalam negeri melalui pengadaan barang dan jasa sebesar 80 persen.
Baca juga: Kemenperin Berencana Rehabilitasi Kawasan Industri di Palu
“Kami harapkan komitmen yang sama dari pengguna wajib produk dalam negeri lainnya untuk menetapkan target capaian penggunaan produk dalam negeri,” kata Agus dalam keterangannya.
Dia menambahkan, acara Business Matching jadi langkah inisiatif pemerintah yang diharapkan menciptakan efek domino ekonomi untuk UMKM, para petani, dan pedagang bahan baku herbal.
“Apabila setiap aktivitas ekonomi memberikan multiplier efek kepada UMKM, ini akan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian Nasional,” kata Agus.
President Director PT Dexa Medica V Hery Sutanto menambahkan, upaya Business Matching pemerintah membantu membangkitkan kemauan industri farmasi untuk memproduksi produk dalam negeri dengan TKDN yang tinggi.
Baca juga: Menperin Kejar Industri Minyak Goreng Sawit yang Belum Daftar Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
Selain itu, melalui business matching ini, potensi belanja pasar domestik untuk kebutuhan produk farmasi semakin terbuka lebar.
"Belanja produk farmasi dalam negeri ber-TKDN tinggi harapannya menjadi kebangkitan kemandirian farmasi Nasional yang dampaknya tidak hanya untuk industri, tetapi kami juga bagi mitra binaan para petani yang membudidayakan bahan baku melalui produk Obat Modern Asli Indonesia (OMAI),” ujar Hery Sutanto.
Saat ini OMAI Dexa Group telah diekspor ke mancanegara seperti Filipina, Kamboja, Nigeria, dan Myanmar.
Dexa berharap, upaya pemerintah mendorong hilirisasi produk OMAI membuat industri dan peneliti berlomba untuk meneliti dan mengembangkan serta memproduksi bahan baku alam Indonesia jadi bahan baku obat.
Dengan demikian, industri OMAI akan semakin maju dan terwujud kemandirian farmasi nasional.
"Jika biodiversitas alam Indonesia yang kaya ini bisa dimanfaatkan untuk bahan baku obat maka kekhawatiran kita akan rantai pasok bahan baku, tingginya impor bahan baku obat, tidak akan terjadi lagi,” pungkas Director of Research and Business Development PT Dexa Medica Dr. Raymond Tjandrawinata.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenperin Dorong Produk Farmasi Ber-TKDN Tinggi"