Harga Pertamax Naik: Erick Thohir Minta Maaf, Pemerintah Diminta Konsisten, hingga Tanggapan Pakar
Soal harga Pertamax naik, Erick Thohir minta maaf, pemerintah diminta konsisten hingga tanggapan pengamat.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kenaikan harga Pertamax first round ini hampir tidak ada dampaknya ke inflasi karena Pertamax bukan masuk kantong perhitungan inflasi.
Akan tetapi second round effect-nya tetap ada. Kenaikan harga Pertamax bisa saja mempengaruhi kenaikan harga barang-barang lain walaupun diperkirakan tidak besar.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi, mengatakan penetapan harga Pertamax mestinya ditentukan oleh mekanisme pasar.
Karena itu, harga yang ideal adalah sesuai dengan harga keekonomian. Saat ini harga Pertamax harus dinaikkan mengingat harga minyak dunia sudah mencapai 130 dolar AS per barrel. Jika tidak dinaikkan beban Pertamina semakin berat.
“Penaikkan harga Pertamax Rp 12.500 pada 1 April sudah tepat,” ujarnya.
Dia mengakui, kenaikan harga Pertamax.memang memicu inflasi, tetapi kontribusinya kecil. Pasalnya, proporsi konsumen hanya sekitar 14 persen.
Selain itu, konsumen Pertamax adalah golongan menengah atas yang menggunakan mobil mahal.
“Mereka juga tidak akan migrasi ke Pertalite yang harganya lebih murah karena tidak proper dengan mesin mobil yang rata-rata bagus,” katanya.
Fahmy mengapresiasi sikap Pemerintah dan Pertamina yang tidak menaikkan harga pertalite yang proporsi konsumen mencapai 76 persen.
Kenaikan harga Pertalite akan menyulut inflasi dan menurunkan daya beli rakyat.
“Penetapan Pertalite sebagai BBM penugasan juga sangat tepat agar Pemerintah dapat memberikan subsidi pada saat tidak menaikkan harga Pertalite,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Maliana/Seno Tri Sulistiyono/Sanusi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.