Kurangi Ketergantungan Sektor Energi, Belanda Siap Batasi Impor Minyak dan Batu Bara dari Rusia
Menteri Iklim dan Energi Belanda Rob Jetten mengatakan berencana mengurangi ketergantungan terhadap energi dari Rusia
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM - Menteri Iklim dan Energi Belanda Rob Jetten mengatakan berencana mengurangi ketergantungan terhadap energi dari Rusia, Selasa (5/4/2022) kemarin.
Dalam sebuah surat yang dikirim untuk parlemen Belanda, Rob Jetten meminta perusahaan Belanda agar membatasi impor minyak dan batu bara dari Rusia.
“Menyerukan kepada perusahaan-perusahaan untuk membatasi impor minyak dan batu bara Rusia sebanyak mungkin.” tulis Jetten, yang dikutip dari Reuters.com, Rabu (6/3/2022).
Baca juga: Oligarki Rusia Merana, Aset dan Keluarganya ikut Jadi Target Sanksi Barat, Ini Daftarnya
Di antara pengguna energi utama di Belanda, produsen baja Tata Steel telah menghentikan penggunaan batu bara dari Rusia.
Sementara itu, perusahaan minyak dan gas Shell, yang mengoperasikan kilang minyak terbesar di Eropa Pernis, juga telah menghentikan pembelian minyak mentah dari Rusia sejak Maret lalu.
Pada 2021, Throughput batubara di Pelabuhan Rotterdam mencapai 24,5 juta ton, dan sekitar 20 persen dikirim dari Rusia. Sedangkan, Throughput batu bara di Pelabuhan Amsterdam di tahun 2021, mencapai 10,4 juta ton batu bara.
Baca juga: Dinilai Lamban Hentikan Invasi Rusia, Presiden Zelensky Tuding PBB Tak Becus Jalankan Tugas
Sebagian besar batu bara yang diterima Belanda digunakan untuk kepentingan pembangkit listrik dan pabrik baja di Jerman. Kantor berita ANP, menunjukan data konsumsi bata bara di Belanda mencapai 3,3 juta ton per tahun, dan 43 persen pasokan tersebut berasal dari Rusia.
Rencana ‘REPowerEU’ Uni Eropa
Komisi Eropa pada bulan lalu mengusulkan rencana 'REPowerEU' untuk menghentikan ketergantungan Eropa pada bahan bakar fosil Rusia sebelum tahun 2030. Rencana tersebut diusulkan untuk menanggapi kenaikan harga energi di Eropa, serta untuk mengisi kembali pasokan gas di wilayah tersebut.
Untuk menghapus ketergantungan Uni Eropa (UE) terhadap bahan bakar fosil dari Rusia, komisi tersebut mengusulkan rencana REPowerEU yang akan meningkatkan ketahanan sistem energi di seluruh UE.
Rencana tersebut mencakup diversifikasi pasokan gas, melalui impor Gas Alam Liquefied (LNG) dan pipa yang lebih tinggi dari pengirim pasokan gas selain Rusia, serta volume yang lebih besar dari produksi dan impor biometana dan hidrogen terbarukan.
REPowerEU juga menawarkan dukungan jangka pendek kepada perusahaan yang terpengaruh oleh lonjakan harga energi.
Uni Eropa diketahui mengimpor 90 persen dari konsumsi gasnya, dengan Rusia menyediakan sekitar 45 persen dari impor tersebut. Rusia juga menyumbang sekitar 25 persen dari impor minyak dan 45 persen dari impor batu bara di wilayah tersebut.