Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tekan Impor LPG, Pemerintah Harus Genjot Diversifikasi Energi Lebih Masif

Indonesia dinilai perlu menggencarkan diversifikasi energi yang lebih masif dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam untuk mengurangi

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tekan Impor LPG, Pemerintah Harus Genjot Diversifikasi Energi Lebih Masif
Intisari
Ilustrasi: Bola Lampu 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dinilai perlu menggencarkan diversifikasi energi yang lebih masif dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam untuk mengurangi ketergantungan impor LPG.

Anggota Dewan Energi Nasional Satya Widya Yudha mengatakan, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi impor LPG, yaitu meningkatkan pemanfaatan gas bumi, khususnya sebagai bahan bakar rumah tangga.

Baca juga: Pemanfaatan Hidrogen Bisa Kurangi Biaya Energi Ketika Harga Minyak Mentah Naik 

"Gas bisa digunakan untuk power, industri dan rumah tangga," kata Satya yang ditulis Jumat (8/4/2022).

Sebelumnya Satya menyebut untuk mengurangi impor LPG juga bisa dilakukan dengan memproduksikan Rich Gas 500 ribu ton per tahun mulai 2022.

Selain itu, dengan meningkatkan produksi LPG dari pengembangan kilang minyak.

"Langkah kelima dengan mengembangkan DME dan metanol dari IUP BUMN dan PKP2B perpanjangan," papatnya.

Baca juga: PLN: Transisi Energi Perlu Waktu Sampai 40 Tahun

Berita Rekomendasi

Menurut Satya, mendorong pemanfaatan kompor listrik juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi impor LPG, sumber energi listrik tersebut bisa menjadi pengganti LPG sebagai bahan bakar rumah tangga.

"Penggunaan kompor listrik untuk rumah tangga dengan penggunaan energi yang kompetitif dan kontinuitas suplai listrik," ujar Satya.

Dengan melakukan berbagai langkah pengurangan gas impor tersebut, maka Indonesia dapat menghemat anggaran sebesar 4 miliar dolar AS per tahun mulai 2021 hingga 2040.

Baca juga: Andi Akmal Menilai Terjadi Peningkatan Angka Kemiskinan Akibat Lonjakan Harga Pangan dan Energi

Tentunya, hal ini akan berdampak pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).

Lebih lanjut Ia mengatakan, pada 2030 mendatang kebutuhan LPG Indonesia diperkirakan sebesar 9,7 juta ton.

Jika tanpa impor, maka pemenuhannya berasal dari LPG eksisting sebesar 1,2 juta, jargas 1,1 juta, kompor listrik 2,1 juta, rich gas 0,5 juta, LPG dari kilang 1,8 juta, DME dan Methanol 3 juta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas