Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Komoditas Pangan di Indonesia Berpotensi Melambung Imbas Inflasi Tinggi di Amerika Serikat

kenaikan inflasi di AS akan menyebabkan biaya produksi berbagai kebutuhan pokok, khususnya barang impor akan naik signifikan.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Harga Komoditas Pangan di Indonesia Berpotensi Melambung Imbas Inflasi Tinggi di Amerika Serikat
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga berbelanja kebutuhan pokok di salah satu supermarket di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (6/3/2022). Harga Komoditas Pangan di Indonesia Berpotensi Melambung Imbas Inflasi Tinggi di Amerika Serikat 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat pada Maret 2022 terpantau melesat hingga mencapai 8,5 persen.

Angka ini mencetak rekor tertinggi sejak tahun 1981 lalu.




Meski pada Februari lalu, CPI AS sudah terpantau naik di angka 7,9 persen, namun karena harga pada perdagangan global makin melaju pesat membuat angka CPI ikut terkerek naik ke puncak tertinggi.

Baca juga: Inflasi Tinggi Gerogoti Ekonomi AS, Ekonom Prediksi Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia

Kenaikan ini pun menandakan adanya inflasi serius yang tengah dihadapi AS.

Departemen tenaga kerja AS pada Selasa (12/4/2022) menyebut inflasi ini terjadi imbas pandemi, serta memanasnya konflik Rusia dan Ukraina, hingga mendongkrak naiknya harga-harga di berbagai komoditas dunia seperti energi, pangan, dan logam.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira membeberkan, hal tersebut berpotensi berdampak cukup serius terhadap perekonomian di Indonesia.

BERITA TERKAIT

Menurut catatannya, terdapat sejumlah dampak yang akan dirasakan.

Masih kata Bhima, kenaikan inflasi di AS akan menyebabkan biaya produksi berbagai kebutuhan pokok, khususnya barang impor akan naik signifikan.

Sementara Indonesia merupakan pengimpor gandum, susu, mentega, keju, jagung dan kedelai yang cukup besar dari AS.

Baca juga: Pecahkan Rekor Inflasi Hingga Tembus 8,5 Persen, Ekonomi AS Makin Dihantui Jurang Resesi

“Yang sulit adalah produsen, mau naikkan harga tapi belum tentu konsumen daya belinya siap,” ungkap Bhima saat dihubungi Tribunnews, Rabu (13/4/2022).

Selain itu, inflasi di AS menyebabkan terjadinya imported inflation atau naiknya harga barang-barang impor karena biaya impor naik signifikan.

Bhima mengatakan, yang menanggung naiknya harga kebutuhan pokok tersebut adalah masyarakat kelas menengah bawah, sehingga daya beli turun dan mengancam naiknya jumlah penduduk miskin baru.

Untuk menangkal ataupun meminimalisir dampak tersebut, dirinya merekomendasikan sejumlah strategi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas