Analis Ungkap Penyebab Rupiah Tetap Stabil di Tengah Kenaikan Suku Bunga AS
keseimbangan antara aliran modal asing atau capital inflow yang masuk ke dalam sektor keuangan dan riil merupakan satu poin yang sangat penting.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar saat ini masih cenderung stabil di level Rp 14,300-an per dolar Amerika Serikat (AS) di tengah gejolak kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed yang memicu keluarnya dana asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, peningkatan aktivitas ekspor yang dipicu kenaikan harga komoditas, repatriasi dana luar negeri dalam program Tax Amnesty jilid II, ikut menopang stabilitas nilai tukar dalam negeri.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Merosot 0,33 Persen di Kuartal I 2022
"Kami melihat investasi langsung turut membantu gerak roda perekonomian, tinggal bagaimana peran pemerintah melalui kebijakannya untuk bisa melibatkan kepemilikan dalam negeri agar tidak terjadi eksploitasi sumber daya yang merugikan negara," ujar dia melalui risetnya, Kamis (14/4/2022).
Menurut Nico, keseimbangan antara aliran modal asing atau capital inflow yang masuk ke dalam sektor keuangan dan riil merupakan satu poin yang sangat penting.
Baca juga: Cara Tukar Uang Rupiah Baru Melalui Kas Keliling BI, Berikut Syarat dan Ketentuannya
"Sebab, hal ini tentu saja memberikan sebuah indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi jangka panjang untuk Indonesia memiliki prospek sangat baik karena adanya dukungan dari Foreign Direct Investment (FDI). Berbeda dengan sektor keuangan yang di mana sewaktu-waktu repatriasi dana asing berpotensi untuk terjadi," katanya.
Baca juga: Rupiah Jisdor Perkasa Hari Ini, Naik Jadi Rp 14.359 /Dolar AS
Lebih lanjut, dia berharap sejauh ini bahwa pemerintah tetap menjaga situasi dan kondisi, serta lingkungan yang kondusif demi fundamental ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
"Hal ini bertujuan agar mampu menjaga daya tariknya bagi para investor," pungkas Nico.