Industri Otomotif Rebound, The Fed Beri Sinyal Naikkan Suku Bunga pada Mei 2022
The Fed pada Jumat (15/4/2022) menyebut produksi manufaktur di sepanjang Maret telah menyumbang sebanyak 11,9 persen untuk perekonomian Amerika
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Setelah beberapa bulan terakhir ekonomi AS terus melemah hingga mengantarkan Amerika Serikat ke jurang resesi, kini perekonomian negara pimpinan Joe Biden terpantau mulai mengalami rebound tajam, khususnya pada industri otomotif.
Melansir dari Reuters, produksi industri Amerika Serikat di bulan Maret secara keseluruhan perlahan naik hingga mencapai 0,9 persen. Dimana sebagian besar dari kenaikan tersebut berasal dari bidang otomotif dan manaufaktur.
Federal Reserve (The Fed) pada Jumat (15/4/2022) menyebut produksi manufaktur di sepanjang Maret telah menyumbang sebanyak 11,9 persen untuk perekonomian Amerika Serikat. Angka ini bahkan melonjak jauh dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Joe Biden Nominasikan Mantan Penasihat Ripple Jadi Calon Wakil Ketua The Fed
Meski hadirnya gejolak ekonomi akibat adanya ancaman perang Rusia Ukraina serta kemacetan pasokan chip imbas lockdown di China sempat memukul sektor otomotif dunia, namun hal tersebut tak lantas membuat produksi otomotif dan manufaktur AS melemah.
Tercatat, produksi kendaraan bermotor dan suku cadang AS melonjak drastis keangka 7,8 persen di bulan Maret, jumlah ini naik dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 4,6 persen.
Tak hanya itu produksi perakitan mobil dan truk ringan di AS juga terpantau naik menjadi 9,5 juta kendaraan dari Februari yang hanya sekitar 8,3 juta produksi. Kenaikan ini pun tercatat sebagai point yang tertinggi sejak Januari 2021 lalu.
"Industri otomotif membuat comeback. Produksi anjlok pada tahun 2021 karena kekurangan chip membuat pabrik-pabrik menganggur. Sekarang itu berbalik," ujar Bill Adams, kepala ekonom untuk Comerica Bank.
Meski perekonomian AS belum stabil secara sempurna, namun pemulihan kondisi otomotif di AS telah memberikan sinyal pada Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell untuk menaikan suku bunga 50 basis poin (bps) di pertemuan The Fed tepatnya pada 3-4 Mei 2022 mendatang.
Langkah ini diambil Powell demi mengekang hadirnya inflasi terpanas di AS sejak 1981. Keputusan untuk menaikkan suku bunga AS pun disetujui oleh sebagian besar pejabat The Fed.
Baca juga: FBI: 2 Pria Menyamar sebagai Agen Federal dan Menyusup ke Secret Service AS
Salah satunya presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams, pihaknya menyebut meski kenaikan suku bunga dapat memberikan kontraksi pada sektor riil lantaran tingginya bunga kredit perbankan. Namun cara ini dianggap paling efektif dan masuk akal dalam menekan laju inflasi di AS.
Hal ini dibuktikan dari laporan Federal Reserve New York. Dimana dalam laporan tersebut aktivitas manufaktur Empire State pada bulan April terpantau meningkat dari 11,8 menjadi 24,6 meski ekonomi negara tengah ditekan inflasi.