Bisnis Tumbuh, Tugu Reasuransi Bukukan Laba Rp 26,86 Miliar
Laba Tugu Reasuransi naik 93,51 persen jika dibandingkan laba setelah pajak perseroan pada 2020 yang tercatat sebesar Rp 13,88 miliar.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) meraih pertumbuhan kinerja yang positif selama 2021 dengan ditopang pertumbuhan laba bersih yang signifikan, lebih tinggi dibandingkan kinerja industri reasuransi secara umum.
Berdasarkan laporan keuangan audited per 31 Desember 2021, perseroan membukukan laba setelah pajak sebesar Rp 26,86 miliar pada akhir 2021.
Laba tersebut naik 93,51 persen jika dibandingkan laba setelah pajak perseroan pada 2020 yang tercatat sebesar Rp 13,88 miliar.
"Pertumbuhan laba setelah pajak Perseroan pada 2021 itu ditopang oleh hasil underwriting senilai Rp 1,18 miliar dan hasil investasi Rp109,89 miliar pada 2021," kata Presiden Direktur Tugure Adi Pramana kepada wartawan, Senin (18/4/2022).
Baca juga: Rangkul Komunitas Motor Listrik, BRINS Tingkatkan Literasi Asuransi ke Generasi Milenial
Di sisi lain, kata dia jumlah beban usaha Perseroan tercatat sebesar Rp93,22 miliar atau turun 16,83% dibandingkan 2020 yang tercatat senilai Rp112,08 miliar.
"Tahun lalu perseroan mencatatkan premi bruto senilai Rp2,26 triliun dengan lebih dari 50 persen pendapatan tersebut berasal dari bisnis fakultatif di reasuransi umum.
Baca juga: Pasar Makin Terbuka, Kolaborasi Jadi Kunci Industri Asuransi Jangkau Market Lebih Luas
Untuk unit bisnis ini, kata dia lini bisnis Facultative Financial Risk mencatatkan pertumbuhan hingga 8 persen, Facultative Casualty & Energy meningkat 6%. Sementara lini Facultative Marine & Aviation membukukan premi bruto sebesar 87 persen dibanding tahun lalu, dan Facultative Property & Engineering membukukan premi bruto sebesar 26% dibanding tahun lalu.
Baca juga: Prudential Resmi Dirikan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
"Perseroan meraup premi bruto dari bisnis treaty meningkat 15% dibanding tahun lalu, serta lini reasuransi jiwa menyumbangkan premi bruto sebesar 76 persen dibanding tahun lalu," katanya.
Terkait dengan aset, adapun pada akhir 2021 aset Perseroan tercatat senilai Rp 4,35 triliun dengan total investasi mencapai Rp 2,07 triliun.
Tingkat solvabilitas (risk based capital/RBC) Tugure pada akhir 2021 mencapai 230 perse, meningkat dari 226% per 31 Desember 2020.
Adi Pramana menyebut berbagai capaian positif tersebut tidak terlepas dari upaya perseroan untuk menyeimbangkan portofolio bisnis, khususnya untuk lini reasuransi umum.
Tugure mengubah portofolio bisnis, terutama pada asuransi kebakaran atau properti sehingga pada 2021 komposisinya lebih berimbang dibandingkan lini bisnis lainnya.
“Di tengah pandemi Covid-19, kami mengatur kembali portofolio bisnis sehingga lebih seimbang,” jelasnya.