Pasar Minyak Nabati Global Bergejolak Setelah Jokowi Larang Ekspor CPO hingga Minyak Goreng
Minyak kelapa sawit juga dikenal sebagai minyak nabati yang paling banyak diproduksi, dikonsumsi dan diperdagangkan di pasar global.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Minyak Nabati Lainnya
Sementara itu, minyak kedelai adalah minyak nabati kedua yang paling banyak diproduksi. Sekitar 59 juta ton minyak kedelai diharapkan dapat diproduksi tahun ini.
China merupakan produsen terbesar minyak kedelai, dengan memproduksi sekitar 15,95 juta ton minyak kedelai.
Kemudian disusul Amerika dengan 11,9 juta ton minyak kedelai, Brasil 9 juta ton minyak kedelai, dan Argentina sebanyak 7,9 juta ton.
Harga minyak kedelai global juga dilaporkan telah melambung ke rekor tertinggi, di tengah kekhawatiran atas keputusan Indonesia untuk melarang ekspor minyak kelapa sawit.
Argentina sebagai pengekspor kedelai utama, diprediksi tahun ini akan mengalami penurunan ekspor minyak kedelai, menyusul akhir musim tanam kedelai yang buruk.
Negara ini sempat menghentikan penjualan minyak kedelai ke luar negeri pada pertengahan Maret lalu, sebelum akhirnya menaikan tarif pajak ekspor minyak kedelai menjadi 33 persen. Upaya ini diyakini dapat menekan inflasi domestik.
Baca juga: Menindaklanjuti Keputusan Presiden, TNI AL Awasi Ketat Perairan dari Ekspor CPO
Menurut USDA, Brasil dan Amerika Serikat adalah eksportir terbesar berikutnya. Diperkirakan lebih banyak pabrik penghancur kedelai akan dibuka di tahun-tahun mendatang di AS, akibat meningkatnya permintaan untuk menggunakan minyak kedelai untuk bahan bakar hayati (biofuel), namun kemungkinan AS tidak dapat meningkatkan kapasitas dan memenuhi permintaan minyak kedelai untuk waktu dekat.
Untuk minyak nabati lainnya, yaitu minyak canola, USDA memperkirakan tahun ini akan diproduksi sebanyak 29 juta ton, terutama di wilayah Eropa, Kanada dan China.
Tahun lalu, kekeringan telah memangkas panen canola di Kanada, sedangkan Eropa juga dihadapkan pada masalah kerusakan tanaman, yang membuat pasokan minyak canola untuk tahun ini berkurang.
Asosiasi Pengolah Biji Minyak Kanada mengatakan pada tahun lalu, Kanada mengekspor sekitar 75 persen dari minyak canola yang digunakan dalam makanan dan bahan bakar, kemudian diikuti Amerika Serikat sebesar 62 persen, dan 25 persen diisi oleh minyak canola dari China.
Sementara itu, dua negara yang saat ini sedang terlibat konflik yaitu Rusia dan Ukraina, telah menyumbang sekitar 55 persen dari produksi minyak biji matahari global dan memenuhi sekitar 76 persen dari ekspor dunia.
Sayangnya sejak invasi Rusia ke Ukraina terjadi, pengiriman minyak biji matahari dari wilayah tersebut telah merosot dan produksi minyak biji matahari di Ukraina tahun ini diprediksi akan terganggu.
Importir utama minyak biji matahari, yaitu China, India dan Eropa, dikabarkan mulai berebut untuk menemukan minyak alternatif, yang dapat menggantikan pasokan yang hilang dari dua negara tersebut. Lebih dari 90 persen minyak biji bunga matahari impor India, berasal dari Ukraina dan Rusia.