Adira Finance Tuntaskan Restrukturisasi Rp 19 Triliun Pinjaman Nasabah Terdampak Covid-19
Total piutang yang dikelola perusahaan (termasuk porsi pembiayaan bersama) mencapai Rp 40,8 triliun hingga Maret 2022
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adira Finance telah merestrukturisasi Rp 19 triliun pinjaman nasabah yang terdampak krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, berdasar data per Desember 2021.
Nilai outstanding akun restrukturisasi turun menjadi Rp 4,31 triliun dimana Rp 24 miliar masih dalam masa tenggang per posisi Maret 2022.
Direktur Utama Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, sampai Maret 2022, rasio gross NPL konsolidasi selama kuartal I 2022 membaik menjadi sebesar 2,0 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,4 persen yang didukung aktivitas ekonomi yang berangsur pulih sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen.
Sementara itu, pembiayaan baru naik sebesar 32,5 persen year on year menjadi Rp7,2 triliun di kuartal I 2022.
Baca juga: Didukung MUFG, Danamon dan Adira Finance Dorong Pertumbuhan Industri Otomotif
Dengan demikian, total piutang yang dikelola perusahaan (termasuk porsi pembiayaan bersama) mencapai Rp 40,8 triliun hingga Maret 2022 atau sebesar 2,8 persen year on year jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Penurunan piutang yang dikelola ini karena rundown portfolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan baru," ungkap I Dewa Made Susila.
Selain itu juga karena adopsi teknologi digital di berbagai ekosistem bisnis yang terakselerasi oleh pandemi Covid-19.
Laba bersih perusahaan naik 44,3 persen year on year menjadi Rp304,5 miliar di kuartal I 2022 didorong oleh pendapatan bunga yang naik 3,9 persen year on year menjadi Rp2,2 triliun dan menurunnnya beban bunga sebesar 8,1 persen year on year menjadi Rp780 miliar.
Pendapatan bunga bersih naik 11,7 persen year on year menjadi Rp1,5 triliun dan margin bunga bersih meningkat menjadi 14,4 persen di kuartal I 2022.
Beban operasional naik 5,6 persen sejalan dengan pertumbuhan bisnis Perusahaan, sementara cost of credit terus mengalami penurunan sebesar 33,3% y/y menjadi Rp284 miliar di 1Q22 jika dibandingkan periode sama
tahun lalu.
Secara keseluruhan Adira Finance membukukan pertumbuhan laba bersih sebelum pajak sebesar 41,2 persen year on year menjadi Rp 395,4 miliar yang mendorong naiknya Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan masing-masing menjadi 4,9 persen dan 14,6 persen.
Dewa Susila menjelaskan, dari sisi pendanaan, perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan Bank Danamon dan memperoleh pinjaman eksternal (pinjaman bank dan obligasi).
Baca juga: Adira Finance Gelar Mudik Gratis Tujuan Semarang Solo Yogyakarta, Ini Cara Daftarnya
Hingga akhir Maret 2022, porsi pembiayaan bersama mewakili 47 persen dari piutang yang dikelola. Sementara itu, total pinjaman eksternal Perusahaan di Maret 2022 turun 12,1 persen year on year menjadi Rp 11,8 triliun.
Hasilnya, gearing ratio turun dari sebelumnya 1,6 kali menjadi 1,4 kali di kuartal I/2022. Di bulan Maret 2022, Perusahaan telah menerbitkan Obligasi PUB V Tahap III dan Sukuk
Mudharabah IV Tahap III tahun 2022 senilai Rp 2,0 triliun dengan oversubscribe 3,4 kali.