Tak Punya Ongkos Mudik, Pedagang Tahu Goreng di TMII Putuskan Berlebaran Sambil Kerja
Khalik mengaku tidak mudik di Idul Fitri 1443 HIjriah tahun ini karena kesulitan biaya.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gheovano Alfiqi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi ekonomi menyebabkan tidak semua warga Jakarta sanggup membiayai kebutuhan mudik untuk merayakan Lebaran di kampung halaman.
Harga tiket mudik seperti bus yang naik hingga di atas 100 persen dari harga hari biasa memberatkan mereka, meskipun berbagai instansi sebenarnya juga menyelenggarakan kegiatan mudik gratis.
Seperti dirasakan Khalik, pedagang jajanan keliling di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Dia mengaku tidak mudik di Idul Fitri 1443 HIjriah tahun ini karena kesulitan biaya.
“Saya tidak pulang Lebaran ini. Maklum, tidak ada uang, ini lagi dicari,” ujar Khalik saat ditemui, Rabu (4/5/2022).
Di hari ketiga Lebaran, Khalik merayakan Lebaran sambil tetap bekerja, berjualan memanfaatkan momentum warga yang sedang berlibur Lebaran ke TMII.
Baca juga: Malam Takbiran, Pedagang Pasar Royal Serang Kena Getok Parkir Rp 100 Ribu, 13 Oknum Pungli Ditangkap
Pria asal Majalengka, Jawa Barat, ini menuturkan, Lebaran menjadi momentum tersendiri untuk mendapat penghasilan lebih.
“Ya kalau seperti ini saya bisa dapat lebih. Hari biasa untung kadang Rp 100.00 an, kalau libur begini bisa di atas Rp 200.000,” ujar pria berkaus hitam itu.
Baca juga: Lapak Pedagang di Pasar Kemiri Depok Terbakar, Sempat Ganggu Perjalanan KRL
Ia tidak mau berjualan di dalam area taman wisata TMII karena izinnya yang menurutnya sulit dan harus membayar biaya sewa.
Pria berkulit sawo matang ini memilih berjualan di depan pintu masuk TMII, menawarkan dagangannya kepada pengunjung yang lewat.
“Ya paling di sini aja, tidak ke dalam. Biasanya saya di pintu satu, karena tutup akhirnya ke pintu tiga ini,” ujarnya.
Baca juga: Lebaran Tidak Pernah Mudik, Pedagang di Rest Area Berburu Rezeki Lebih dengan Tetap Berjualan
Sehari-harinya, Khalik tinggal bersama istri dan dua anaknya di Cijantung, Jakarta Timur.
Setiap hari dia berkeliling menjual tahu goreng di daerah Cijantung, Ciracas, Pasar Rebo, dan TMII. Sebungkus tahu goreng dibanderol Rp 5.000 isi lima potong.
Selain tahu, pria bertopi hitam ini juga menjual rujak mangga, mie lidi, telur puyuh, hingga permen cokelat dengan harga mulai Rp 5.000-10.000.