Kisah Pedagang Minuman di Terminal Kampung Rambutan, Batal Mudik karena Tiket Bus Kelewat Mahal
Harga tiket bus tujuan Semarang saat arus mudik Lebaran ini tembus hingga Rp 500.000. Padahal, pada hari biasa hanya Rp 200.000.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gheovano Alfiqi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kastiah, penjual minuman di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, memilih tidak mudik Lebaran di Idul Fitri 1443 Hijriah kali ini meskipun rasa rindu untuk bersilaturahim dengan kerabat membuncah kuat.
Penyebabnya, harga tiket bus untuk membawanya mudik ke kampung halaman naik berlipat-lipat.
Perempuan asal Semarang, Jawa Tengah, ini tidak memiliki ongkos untuk menebusnya, “Tidak pulang, ongkosnya mahal. Nanti saja setelah libur Lebaran, saya cari uang dulu,” ujar Kastiah saat ditemui, Minggu (8/5/2022).
“Saya berlebaran sendiri di sini saja. Anak-anak di kampung. Kemarin disuruh pulang, tapi saya jawab nanti saja,” ujarnya.
Baca juga: Ratusan Pemudik Masih Menunggu Armada Bus Berangkat dari Terminal Blora
Sehari-harinya dia tinggal di rumah kontrakan tidak jauh dari Terminal Kampung Rambutan.
Kastiah menuturkan, harga tiket bus tujuan Semarang saat arus mudik Lebaran ini tembus hingga Rp 500.000. Padahal, pada hari biasa hanya Rp 200.000.
“Saya biasa naik bus Shantika. Sekarang tiketnya sudah Rp 500 ribu karena Lebaran, biasanya Rp 200 ribu,” ujarnya.
Kastiah menjual aneka minuman kemasan di Terminal Kampung Rambutan sejak 1994. Setiap harinya dia berangkat mencari nafkah pukul 06.00 WIB dan pulang 10.00 WIB.
Baca juga: Ratusan Calon Penumpang Bus Jurusan Jabodetabek Terlantar 12 Jam Lebih di Terminal Induk Jati Kudus
Perempuan usia 49 tahun itu menjual kopi, es teh dan mie instan.
“Kalau hari biasa saya juga menjual gorengan juga. Ini bahannya lagi habis, nanti saya jual lagi kalau sudah selesai libur Lebaran,” ujarnya.