Bisnis Udang, Makmurnya Rame-rame, Ini Tipsnya
Doni menghitung, 1 hektare menghasilkan rata-rata 60 ton udang, atau setara 60.000 kg. Harga udang, diandaikan Rp 100 rb per kg, artinya Rp 6 miliar.
Editor: Muhammad Zulfikar
Rapat virtual sore hari itu, Minggu (15/5/2022) lebih kepada brainstorming. Semacam penjajagan kemungkinan kerjasama. Tukar pengalaman kisah gagal, kenapa gagal, bagaimana sukses di bisnis tambak udang. Pengalaman gagal menjadi pelajaran, lalu bahu membahu mencari tau faktor menuju kesuksesan tambak itu.
Baca juga: Pesan Terakhir Widjojo Soejono kepada Doni Monardo
Water Management
Rudi Wibowo menjelaskan, PT PAP berdiri tahun 2018 dengan membuka tambak udang di Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Total lahan 20 hektare dan setiap tahun atau bahkan ada yang tujuh bulan, dilakukan perluasan (double size). Rencananya, khusus di Parigi, akan dikembangkan hingga 250 hektar.
“Yang perlu saya sampaikan adalah bagaimana kami bertumbuh. Secara umum, polanya hampir sama dengan kebanyakan tambak udang yang lain di Indonesia. Jika ada yang beda, adalah pada proses water management. Sebelum masuk tambak air laut diproses terlebih dahulu. Begitu pula ketika harus dibuang, maka tidak begitu saja dibuang ke laut, melainkan melalui IPAL,” katanya.
Pihaknya menyebutkan, sudah panen 10 siklus dengan hasil antara 45 – 65 ton per hektare. Panen terakhir, bahkan menyentuh angka 70 ton lebih. “Relatif stabil. Itu karena kami melakukan monitoring pada setiap tahap. Setiap ada kendala langsung dilakukan adjustment. Kami ingin segera bisa mengoperasikan 600 sampai 1.000 hektare tambak udang di sejumlah lokasi,” kata Rudi.
Di antara udang windu, udang putih, dan udang vaname, PT PAP hanya bermain di single species yaitu udang vaname. Selain harganya bagus, varietas vaname relatif tangguh. “Kami juga bekerjasama dengan sejumlah mentor, antara lain pak Bambang Widagdo dari IPB. Reputasinya di bidang perudangan sudah diakui dunia,” tambahnya.
Adapun kerjasama dengan PPAD, Rudi menyediakan 10 hektare per lokasi yang diperuntukkan bagi para petambak yang berasal dari PPAD.
Baca juga: Didorong Penjualan Ekspor Udang, Sekar Bumi Catatkan Laba Rp 29,7 Miliar
“Kata kunci usaha tambak udang adalah SDM yang disiplin. Dengan para purnawirawan, saya merasa soal disiplin bukan lagi masalah. Bisa saya katakan, 70 persen sukses tambak udang adalah faktor disiplin. Apa yang tertulis dalam SOP ya itu yang harus dijalankan secara letterlijk, dan para prajurit sudah terbiasa melakukan sesuatu secara presisi,” tambah Rudi.
Lima Point
Doni mencatat lima hal penting, yang bisa dijadikan prinsip/cara bisnis budidaya udang vaname.
Pertama, lingkungan alam yang ekosistemnya terjaga. Tidak ada industri yang mengeluarkan limbah, tidak ada polusi yang dihasilkan dari perkampungan atau dari masyarakat yang dapat mencemari laut, sehingga tidak ada bakteri ecolli, bakteri sanmonella di dalam tambak udang. Itu karena masyarakat menjaga lingkungannya dengan sangat baik.
Kedua, teknologi. Penguasaan teknologi budidaya. “Pak Rudi dan tim telah membangun tata kelola di bidang instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Ini ternyata sangat penting jika kita ingin hasil produksi tambak kita meningkat,” tambahnya.
Ketiga, SDM (Sumber Daya Manusia). SDM PT PAP ia lihat disiplin, tabah, dan sabar. Sebab, yang diurus juga makhluk hidup, sehingga dibutuhkan kesabaran dan disiplin. “Mohon pak Rudi ini semua dibuatkan SOP, sehingga nanti para purnawirawan yang akan begabung, memiliki konsep yang sama di seluruh Indonesia. Jadi yang bagus bukan hanya di sini. Saya harap, SDM yang berasal dari purnawirawan TNI bisa menjadi lokomotif penggerak bagi daerah-daerah lin dalam memberi teladan budidaya udang vaname,” papar Kepala BNPB 2019 – 2021 itu.
Baca juga: Wakasal: Pengembangan Program Budidaya Udang Vaname Jadi Upaya Peningkatan Ekonomi Bangsa
Keempat, sumber keuangan. Finansial. Sebaik apa pun program budidaya udang vaname, tanpa dukungan finansial, tentu akan sulit diwujudkan. “Saya berterima kasih kepada lembaga perbankan yang telah membantu pendanaan budidaya udang vaname. Sebelum diputuskan mendanai program budidaya ini, tentu sudah melalui kajian feasibility. Dan kami optimis, usaha ini akan berkembang baik,” ujar Doni,