Hingga April 2022, PP Presisi Kantongi Kontrak Baru Rp 1,5 Triliun
PPRE memperoleh kontrak baru hingga April 2022 senilai Rp 1,5 triliun, di mana terjadi penambahan sebesar Rp 500 miliar
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PP Presisi Tbk (PPRE) memperoleh kontrak baru hingga April 2022 senilai Rp 1,5 triliun, di mana terjadi penambahan sebesar Rp 500 miliar dari bulan sebelumnya.
Direktur Utama PT PP Presisi Rully Noviandar mengatakan, total perolehan tersebut didapat dari proyek Addendum Hauling Services Weda Bay Nickel (WBN), pembangunan Jalan Empu Nala Mojokerto (PUPR).
Baca juga: PP Presisi Kantongi Laba Bersih Rp 39,2 Miliar pada Kuartal I 2022
Kemudian, revitalisasi Bandara Halim (WIKA), pembangunan Jalur Kereta Api Elevated Sumut Binjai (Kemenhub), pembangunan Cimanggis Warehouse (TOTAL), pekerjaan timbunan pasir Semarang Demak Seksi II (PTPP) dan pembangunan Jalan Tol Serang Panimbang (SRBGC).
“Peningkatan perolehan kontrak baru tersebut meningkatkan optimisme kami dalam meningkatkan kinerja perseroan secara keseluruhan," kata Rully, Rabu (18/5/2022).
Menurutnya, adanya perolehan kontrak baru yang cukup besar, tentunya memberikan kepastian dan jaminan bagi perusahaan untuk terus berproduksi.
Baca juga: PP Presisi Akan Bagikan Dividen Tunai Sebesar Rp7,7 Miliar
"Hingga April 2021, dua lini bisnis utama kami telah mendominasi perolehan pasar yakni 58,57 persen dari civilwork dan 35,13 persen dari mining services," ucapnya.
Ia menyampaikan, penambahan kontrak baru pada civilwork, saat ini mulai banyak diperoleh dari pasar eksternal sebagai maincontractor seperti pada Proyek pembangunan Jalan Empu Nala, Tol Serang Panimbang dan KA Sumut Binjai.
Baca juga: PP Presisi Kantongi Kontrak Baru Rp 101 Miliar di Mojokerto
"Sedangkan perolehan kontrak baru dari jasa pertambangan diperoleh dari peningkatan kepercayaan pemberi kerja terhadap kinerja PPRE yaitu dari proyek jasa pengangkutan (hauling services) proyek Weda Bay Nickel," tutur Rully.
Adapun dari segmen pemberi kerja hingga April 2022, sebanyak 92,80 persen didominasi pasar non group dan sisanya yakni sebesar 7,20 persen berasal dari group (PTPP).
Rully berharap, hal ini akan semakin meningkatkan positioning perseroan di pasar eksternal, sekaligus menunjukkan kapabilitas untuk bermain sebagai main kontraktor terutama pada pangsa pasar konstruksi infrastruktur.
"Kuartal II 2022, kami menargetkan tambahan kontrak baru sebesar Rp 700 miliar hingga Rp 900 miliar dengan fokus segmen civilwork infrastruktur, mining development, serta beberapa dari proyek structurework yang sedang kami garap," papar Rully.