Menparekraf: Rata-Rata Wisatawan Asal Australia Habiskan Rp 30 Juta Saat di Indonesia
Sandiaga menerangkan, sebelum pandemi Covid-19, rata-rata wisatawan asal Australia menghabiskan sekitar 1.800-2.000 USD setiap kali
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengutarakan rata-rata wisatawan asal Australia menghabiskan 2.000 dolar AS atau sekira Rp 30 juta saat berwisata ke Indonesia.
Sandiaga menerangkan, sebelum pandemi Covid-19, rata-rata wisatawan asal Australia menghabiskan sekitar 1.800-2.000 USD setiap kali berkunjung ke Indonesia.
"Dengan waktu kunjungan antara 2-3 Minggu. Ini adalah peluang yang harus kita ambil kembali, dan target kami adalah bisa membawa kembali 1,4 juta wisatawan asal Australia," ucap Sandiaga dalam keterangannya, Kamis (19/5/2022).
Baca juga: Turis Domestik Menurun, Turis Asing Naik Drastis, Ribuan Warga Negara Australia Kunjungi Bali
Dengan begitu, ucap Sandiaga, berangsur-angsur lapangan kerja bagi masyarakat di tanah air akan kembali tercipta. Saat menerima Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Willliams, dibahas memasuki tatanan ekonomi baru pasca pandemi.
"Kami membahas mengenai peran kedua negara dalam membangkitkan ekonomi, membuka peluang usaha dan lapangan kerja melalui kolaborasi yang melibatkan sebanyak-banyaknya generasi muda sebagai garda terdepan hubungan billateral Indonesia-Australia di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tutur Sandiaga.
Baca juga: Kuota Menjadi 20.000 Orang Per Hari Mulai Pertengahan Juni, Inilah Syarat Turis Memasuki Jepang
Sandiaga mengatakan delegasi Australia juga akan berwisata ke Semarang. Hal tersebut membuktikan Semarang memiliki daya tarik tinggi bagi para pemimpin dunia, pemimpin akademik, pebisnis, dan pemimpin pemerintahan.
"Wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal menjadikan Semarang sebagai salah satu destinasi favorit di Indonesia," kata Sandiaga.
Baca juga: Jepang Bersiap Buka Bagi Turis Kaya, 16 Perusahaan Travel Antisipasi Kedatangan Wisatawan
Ia juga menyampaikan, kuliner, kriya dan fesyen menjadi kontributor pembangkit ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pembuka peluang usaha.
"Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo dengan semangat adaptasi, kolaborasi, dan inovasi saya optimis kita bisa sambut endemi ini dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih fokus pada peningkatan taraf hidup masyarakat," tuturnya.