Ekspor Ikan Konsumsi Diproyeksikan Tembus 44 Juta Ton di 2030, Saatnya Pengusaha Maksimalkan Peluang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak para pelaku usaha perikanan memaksimalkan peluang ekspor yang kian terbuka.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak para pelaku usaha perikanan memaksimalkan peluang ekspor yang kian terbuka.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti mengatakan, selain makin diminati di pasar global, produk perikanan Indonesia bisa menikmati tarif 0 persen ke berbagai negara di dunia.
Terlebih Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan dan meratifikasi perjanjian perdagangan dengan beberapa negara.
Baca juga: Diwarnai Kejar-Kejaran, KKP Hentikan Aksi Pengebom Ikan oleh Nelayan Malaysia di Laut Sulawesi
Antara lain seperti Indonesia - European Free Trade Association (EFTA) Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE–CEPA) yang beranggotakan Norwegia, Swiss, Islandia dan Lichtenstein, serta Indonesia - Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).
"Dengan adanya perjanjian dagang tersebut, diharapkan peluang akses pasar produk perikanan semakin terbuka mengingat hambatan tarif semakin menurun bahkan dihapuskan," ucap Artati dalam keterangannya, Senin (23/5/2022).
Sebelumnya, Artati juga pernah menyampaikan bahwa Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) telah memproyeksikan, pada tahun 2030 sebanyak 90 persen dari produksi ikan akan dikonsumsi sebagai pangan.
Baca juga: Erick Thohir Sebut Lebih dari 60 Persen Biaya Melaut Nelayan Untuk Membeli BBM
Kemudian sebanyak 8 persen akan dijadikan tepung ikan dan minyak ikan, dan sisanya dimanfaatkan sebagai non pangan lainnya (2 persen).
Kemudian konsumsi ikan per kapita secara global diproyeksikan mencapai 21,2 kilogram per kapita pada 2030, naik dari rata-rata 20,5 kilogram per kapita pada 2018-2020.
Sementara konsumsi ikan akan meningkat di kawasan Asia, Eropa dan Amerika, sementara di Oseania akan tetap stabil dan menurun di Afrika serta konsumsi ikan di Tiongkok diproyeksikan sekitar 45 kilogram per kapita pada tahun 2030.
Selain itu, diproyeksikan juga ekspor ikan konsumsi dunia pada tahun 2030 akan mencapai 44 juta ton (setara berat hidup).
Baca juga: 50 Kapal Nelayan di Cilacap Terbakar, Menteri Trenggono Minta Jajaran Gerak Cepat Bantu Korban
Dan sekitar 47 persen ekspor ikan konsumsi dunia akan berasal dari negara-negara Asia.
"Tentu ini gambaran peluang yang sangat sayang kalau kita lewatkan, jadi mari kita optimalkan semaksimal mungkin," ujarnya.
KKP mencatat, produk Indonesia semakin mendapatkan tempat di pasar dunia.
Berdasarkan data sementara BPS (480 kode HS 8 digit produk perikanan), nilai ekspor produk perikanan periode Januari-Maret 2022 mencapai 1,53 miliar dolar AS atau naik 21,62,persen dibanding periode yang sama tahun 2021.
Negara tujuan ekspor utama produk Indonesia meliputi Amerika Serikat sebesar 727,27 juta dolar AS atau meningkat 29,60 persen dibanding periode tahun sebelumnya, Tiongkok sebesar 214,39 juta dolar AS (meningkat 25,32 persen).
Kemudian Jepang sebesar 151,62 juta dolar AS (meningkat 10,08 persen), ASEAN sebesar 151,26 juta dolar AS (meningkat 12,18 persen), dan Uni Eropa sebesar 78,17 juta dolar AS (meningkat 26,71 persen).
Dari sisi komoditas, ekspor utama Indonesia meliputi Udang (40,64 persen terhadap nilai ekspor total), Tuna-Cakalang-Tongkol (12,39 persen), Rajungan-Kepiting (11,28 persen), Cumi-Sotong-Gurita (10,10 persen), Rumput Laut (7,47 persen).