Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Industri BPR-BPRS Tetap Terjaga di Kuartal I 2022, OJK: Jadi Sinyal Pemulihan Ekonomi Nasional

OJK mengungkapkan, sejak pandemi Covid-19 (2020) hingga masa endemi, kondisi perbankan di Indonesia tetap terjaga dengan baik.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
zoom-in Industri BPR-BPRS Tetap Terjaga di Kuartal I 2022, OJK: Jadi Sinyal Pemulihan Ekonomi Nasional
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, sejak pandemi Covid-19 (2020) hingga masa endemi, kondisi perbankan di Indonesia tetap terjaga dengan baik.

Ini dibuktikan pada kuartal I 2022 dimana penghimpunan dan penyaluran dana masih cukup tinggi, masing-masing 9,95 persen dan 6,67 persen.

Sementara permodalan boleh dibilang masih cukup kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) yang mencapai 24,8 persen dengan likuiditas dan risiko kredit yang tetap terjaga dengan baik.

Baca juga: OJK Fokus Sempurnakan Regulasi Demi Genjot Penerapan GCG

Hal itu tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) sebesar 78,37 persen dan non performance loan (NPL) sebesar 2,99 persen.

Sama halnya dengan bank umum, Bank Perkreditan Rakyat-Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR-BPRS) juga mencatat kinerja yang baik. Pada kuartal I 2022, kinerja BPR-BPRS tetap terjaga.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, menilai bahwa industri BPR-BPRS di Indonesia memiliki prospek yang baik dan menjadi sinyal pemulihan ekonomi nasional.

BERITA REKOMENDASI

Dirinya mencatat, penghimpunan dan penyaluran dana BPR-BPRS cukup positif dengan DPK 11,40 persen (year on year/yoy) dan kredit atau pembiayaan sebesar 8,25 persen (yoy).

Baca juga: Bank DKI Jalin Kerja Sama Layanan Perbankan dengan UIN Jakarta

Permodalan juga cukup kuat dengan CAR BPR mencapai 38,17 persen dan BPRS sebesar 24,09 persen.

“Likuiditasnya juga kita catat cukup baik dengan cash ratio sebesar 12,96 persen BPR dan 27,28 persen bagi BPRS. Risiko kredit tetap terjaga dengan baik dan tercermin dari NPL BPR sebesar 7,44 persen dan 7,05 persen bagi BPRS,” ujar Heru dalam keterangannya, (29/5/2022).

Ia menilai bahwa kinerja yang terjaga baik tersebut tidak terlepas dari jerih payah dan upaya dari para bankir dan insan BPR-BPRS yang penuh dedikasi dalam mengelola dan mengembangkan industri BPR dan BPRS di Tanah Air.

Baca juga: Inarno Djajadi Jadi Dewan Komisioner OJK, Hasan Fawzi Ditunjuk Sebagai Plt Direktur Utama BEI

“Untuk itu kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya bagi pelaku industri BPR-BPRS atas seluruh dedikasi dan kerja kerasnya yang telah dilakukan untuk menjaga dan mengawali industri BPR-BPRS,” kata Heru.

Dengan komitmen dan konsitsensi yang telah ditunjukkan BPR-BPRS selama ini dalam memberikan layanan kepada masyarakat UMKM Indonesia, banyak kalangan yang optimistis bahwa industri BPR-BPRS bisa berbuat lebih baik lagi.

Apalagi saat ini Pemerintah sudah mulai melonggarkan pembatasan sosial. Aktivitas ekonomi juga sudah mulai bergerak.

Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto, merasa bersyukur karena pandemi sudah jauh melandai, aktivitas masyarakat juga bisa terus meningkat dan ekonomi bisa terus menggeliat sehingga BPR-BPRS kembali bangkit.

Indikator pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan angka positif di kuartal I 2022 sebesar 5,01 persen (yoy) dan ini menjadi sinyal yang positif menuju perbaikan perekonomian ke depan.

“Mari terus rapatkan barisan memperkuat inovasi, sinergi dan optimisme untuk meningkatkan kontribusi BPR-BPRS dalam pemulihan ekonomi nasional,” ucap Joko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas