Harga Baru Minyak Goreng Curah Setelah Subsidi Dicabut, Bakal Naik Lagi Nggak Ya?
Harga tersebut, kata Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Ahmad Choirul Furqon , masih pada posisi sebelumnya.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah resmi mencabut subsidi minyak goreng curah pada Selasa 31 Mei 2022 kemarin.
Usai kebijakan tersebut dikeluarkan, harga minyak goreng curah tersebut pada posisi Rp 17 ribu sampai Rp 18 ribu per liter.
Harga tersebut, kata Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Ahmad Choirul Furqon , masih pada posisi sebelumnya.
Para pedagang pasar tradisional mengaku takut harga minyak goreng ke depan akan melambung tinggi, setelah pemerintah mencabut subsidi minyak goreng curah mulai hari ini.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Curah di Purbalingga Melebihi HET, Begini Solusi Bupati Dyah
"Saat ini masih hari H subsidi dicabut, tapi kami khawatir ke depan harganya naik. Sekarang saja harga di atas HET (harga eceren tertinggi) Rp 14 ribu per liter," ujar Choirul, Selasa (21/5/2022).
Menurutnya, pasokan minyak goreng di pasar juga saat ini masih normal saja, namun ke depan tidak tahu apakah susah atau tidak setelah subsidinya dicabut pemerintah.
"Sekarang di pasar tradisional masih ditemukan. Besok atau lusa kami tidak tahu akan susah atau tidak," ucapnya.
Pengusaha warteg melaporkan, bahwa harga minyak goreng curah di pasar sudah menurun, setelah pemerintah mencabut subsidi hari ini.
Sementara itu Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, harga minyak goreng curah turun sedikit ke Rp 16 ribu per liter.
Baca juga: Analis Ungkap Dampak Positif dari Pencabutan Subsidi Minyak Goreng Curah
"Saya barusan dari pasar harga masih bertengger di harga Rp 16 ribu per liter. Ada penurunan, tapi tidak cukup diharapkan sesuai dengan HET," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Selasa (31/5/2022).
Menurut Mukroni, penurunan harga itupun hanya berlaku ke minyak curah, yang kualitasnya jauh dari versi kemasan dan boros gas.
"Karena minyaknya kalau dipakai cepat hitam dan boros di gas karena lama panasannya," katanya.
Di sisi lain, dia menilai belum turunnya harga dengan signifikan setelah subsidi dicabut sangat berdampak terhadap konsumen.