Hartarto, Orang Albania Menemukan Titik Temu dalam Kerjasama Ekonomi, Transisi Energi Bersih
Para pejabat mengadakan diskusi yang produktif tentang hubungan bilateral yang kuat dan prospek untuk keterlibatan dan kerjasama lebih lanjut
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Perdana Menteri Australia yang baru terpilih Anthony Albanese membicarakan penguatan kerja sama dalam pertemuan kemarin malam.
Para pejabat mengadakan diskusi yang produktif tentang hubungan bilateral yang kuat dan prospek untuk keterlibatan dan kerjasama lebih lanjut, khususnya di bidang energi bersih.
Pertemuan itu dilakukan sebagai bagian dari perjalanan tiga hari Perdana Menteri Albanese, kunjungan bilateral pertamanya sejak memenangkan pemilihan umum pada Mei.
Baca juga: Pemanasan Global Kian Buruk, Peralihan Konsumsi Energi Fosil ke EBT Jadi Keniscayaan
Para menteri merefleksikan penguatan hubungan yang sedang berlangsung antara Indonesia dan Australia, terutama sejak penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Perjanjian perdagangan bebas ini telah mendiversifikasi dan memperluas keterlibatan ekonomi antara kedua negara, menciptakan ribuan pekerjaan dalam prosesnya.
Kedua pemimpin memperbarui komitmen mereka untuk membuka potensi penuh dari perjanjian dan meningkatkan berbagi pengetahuan dan bentuk kerjasama lainnya.
Fokus lainnya adalah peran Australia dalam transisi energi Indonesia.
Kedua negara telah menguraikan komitmen mereka untuk mendiversifikasi bauran energi mereka melalui program inovatif yang berinvestasi dalam energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi di antara sumber energi tradisional.
Sebagai pengakuan atas peran penting investasi dalam memfasilitasi transformasi ini, Perdana Menteri Albanese mengumumkan komitmen pemerintah Australia sebesar 200 juta dolar Australia dalam Pembiayaan Iklim.
Baca juga: Pemanasan Global Kian Buruk, Peralihan Konsumsi Energi Fosil ke EBT Jadi Keniscayaan
Investasi tersebut akan memainkan peran yang sangat berharga dalam membantu melindungi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat Indonesia di salah satu negara yang paling rentan terhadap iklim di dunia.
Ini juga akan membantu mempercepat kemajuan Indonesia menuju target pengurangan emisi karbon – mencapai setidaknya 29 % pada tahun 2030, dan Net Zero pada tahun 2050.
“Saya senang Perdana Menteri Albanese memutuskan untuk mengunjungi Indonesia sebagai tujuan pertama dalam masa jabatannya dan telah memperbarui komitmennya terhadap kemitraan bilateral kami.
Australia selalu menjadi salah satu mitra terpenting kami, tidak hanya dalam hal diplomasi dan keamanan, tetapi terutama dari perspektif ekonomi,” kata Menteri Hartarto.
“Sebagai Perdana Menteri Albanese dan saya berbagi visi bersama untuk masa depan yang lebih cerah dan bersih, sungguh luar biasa untuk mendiskusikan perspektif kami, dan mendengar tentang komitmen yang dibuat Australia untuk mendukung transisi yang bersih dan adil di Indonesia,” tambah Menteri Hartarto. (*)