Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menperin Agus Gumiwang: Produk Ventilator Buatan Indonesia Siap Rebut Pasar Ekspor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan Produk Ventilator Buatan Indonesia Siap Rebut Pasar Ekspor

Editor: Sanusi
zoom-in Menperin Agus Gumiwang: Produk Ventilator Buatan Indonesia Siap Rebut Pasar Ekspor
Lita Febriani/Tribunnews.com
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara Sosialisasi Produk Ventilator Dalam Negeri di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (15/6/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat pemerintah mendorong berbagai pihak untuk menciptakan inovasi di sektor kesehatan atau industri farmasi dan alat kesehatan sebagai upaya pendukung memerangi virus Corona.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan saat awal pandemi, pemerintah sempat dibuat terkejut akibat tidak adanya industri yang memproduksi ventilator di dalam negeri.

Dengan kerja sama berbagai pihak seperti penguruan tinggi, kementerian dan lembaga terkait, Kemenperin berhasil memfasilitasi pembuatan ventilator di dalam negeri. Bahkan, jenis ventilator tersebut tergolong high end, yang belum pernah diproduksi di dalam negeri.

Baca juga: Meski Melambat, Kemenperin Sebut PMI Manufaktur Indonesia Masih di Level Ekspansif

"Hari ini kita tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa produksi ventilator, yang merupakan hasil karya bersama dengan perguruan tinggi UGM, UI, ITS dan ITB. Produk ini telah berhasil mendapatkan izin edar, dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen. Artinya, sudah wajib dibeli di dalam negeri, terutama rumah sakit dan pusat layanan kesehatan di Indonesia," tutur Agus dalam acara Sosialisasi Produk Ventilator Dalam Negeri di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Dengan masih adanya Covid-19 membuat kebutuhan ventilator di dunia terus tumbuh. Selain itu, ventilator juga digunakan untuk penanganan penyakit kronis lainnya yang membutuhkan alat bantu pernapasan.

Baca juga: Warga New York Kirim 150 Ventilator ke Indonesia

"Market size dunia untuk ventilator ini diperkirakan tumbuh 5 persen setiap tahunnya, dengan nilai sebesar 5,79 miliar dolar AS pada tahun 2021 untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit, homecare dan lainnya," terang Menperin.

Berita Rekomendasi

Pada tahun 2027, diproyeksi pasar ventilator ini akan mencapai 9,13 miliar dolar AS.

"Dengan demikian, hadirnya industri ventilator di dalam negeri baik jenis invasi dan non-invasi akan mendukung program substitusi impor alat kesehatan sebagaimana telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Jokowi untuk menggunakan produk-produk buatan dalam negeri," ungkap Agus.

Kemenperin telah menempatkan industri farmasi dan alat kesehatan sebagai sektor tambahan yang masuk dalam tujuh prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Dengan demikian, kami berharap dunia usaha memanfaatkan peluang ini untuk mengisi pasar alat kesehatan di dalam negeri dan juga meningkatkan kualitas alat kesehatan untuk merebut pasar ekspor," imbuhnya.

Oleh karena itu, Kemenperin terus mendukung pertumbuhan dan kemandirian industri alat kesehatan dengan memberikan berbagai kebijakan yang kondusif, serta instrumen yang berpihak kepada industri alat kesehatan dalam negeri.

"Sebagaimana kita ketahui bersama, persaingan industri ventilator dunia terus meningkat dengan keunggulan keunggulan inovasinya. Saat ini, kita melihat industri sejenis produk Becton Dickinson (US), Philips (Belanda), Hamilton Medical (US), Fisher and Paykel (New Zealand), Draeger (German), Medironic (Irlandia), GE Healthcare (US) terus melakukan ekspansi dan inovasi," jelas Agus.

Hadirnya industri ventilator di dalam negeri seperti YPTI (UGM) untuk high end ventilator, Ventilator Transport dari UI, Emergency Ventilator dari ITB dan Portable Ventilator Emergency dari ITS, akan memberikan nilai tambah dan daya saing nasional yang tidak kalah dengan produk-produk global.

"Kami berharap, bukan hanya ventilator saja, tetapi industri alkes lainnya yang bisa dibuat di dalam negeri akan memberikan daya saing nyata untuk industri nasional," tambahnya.

Agus menyampaikan, pada saat pandemi Covid-19 melanda dunia, berbagai alat kesehatan seperti ventilator dan oksigen generator menjadi barang langka yang diperebutkan negara-negara penghasil alat kesehatan tersebut.

Hal ini untuk kepentingan mereka dalam memproteksi industrinya agar produk tersebut diutamakan untuk kebutuhan dalam negeri.

"Ini adalah sebuah lesson learn yang berharga bagi kita semua agar industri alat kesehatan nasional secara bertahap mampu memproduksi kebutuhan nasional dengan memanfaatkan inovasi yang telah dilakukan oleh perguruan tinggi dan lembaga-lembaga riset nasional," ucapnya.

Pada kesempatan ini, dilaksanakan penyerahan bantuan ventilator jenis Emergency Ventilator dan ICU Ventilator dari pihak konsorsium kepada rumah sakit akademik Universitas Gadjah Mada (UGM), yang merupakan Program Pengembangan Ventilator Dalam Negeri Kementerian Perindustrian melalui kolaborasi antara UGM, PT YPTI, PT Swayasa Prakarsa dan PT Stechoq Robotika Indonesia dengan dukungan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

"Melalui penyerahan ini, kami mengharapkan akan menjadi momentum penting dalam membangun komitmen bersama bahwa ke depannya rumah sakit dan lembaga pendidikan kesehatan dalam negeri sudah akan mulai menggunakan merek dan produk dalam negeri," kata Menperin.

Lanjut Menperin, upaya tersebut juga untuk memperkenalkan produk alat kesehatan dalam negeri sejak awal pendidikan, agar proses regenerasi pemanfaatan alat kesehatan dalam negeri dapat berlangsung secara simultan antara lembaga kesehatan sebagai pengguna dan industri alat kesehatan dalam negeri sebagai produsen.

"Jika proses ini dapat berjalan dengan baik, diharapkan industri alat kesehatan Indonesia akan mampu tumbuh mandiri dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas